Berbahagialah Punya Istri Cerewet! Gus Baha: Itu Anugerah Besar
Abu Muslim Al Khawlani adalah sosok sahabat yang masuk Islam pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW). Sayangnya ia tidak pernah berjumpa Nabi sehingga tidak dihitung sebagai Sahabat Nabi.
Setelah ia iman dan pintar barulah ia pergi ke Madinah untuk menjumpai Nabi. Namun, sesampainya di Madinah ternyata Nabi telah wafat.
Setibanya di rumah setelah perjalanan jauh dari Madinah itu, istri Abu Muslim langsung menyambutnya dengan berkata, “Roti di rumah sudah habis!” Apa anda punya uang?
“Ya, ada satu dirham, ya sudah nanti aku belikan tepung lalu masaklah Roti biar dapat banyak,” jawab Abu Muslim.
Beliau pun membawa uang tadi dan menenteng kantong masuk ke dalam pasar. Tiba-tiba ada seorang yang meminta-minta kepada beliau dan terus merengek memohon belas kasih dari beliau.
Abu Muslim pun menangis karena tidak bisa sedekah karena takut istri bila pulang tidak membawa tepung.
Sudah dihindari terus, tapi pengemis itu terus membuntuti sampai akhirnya beliau sadar barangkali ini ujian yang dikirimkan Allah SWT. Lalu diberikanlah uang satu dirham miliknya kepada pengemis itu.
Karena saking takutnya dimarahi istri beliau lantas mengisi kantong yang dibawanya dengan pasir. Beliau pulang dengan penuh kekhawatiran. Takut bila istrinya marah karena tidak membawa apa-apa.
Sambil membawa kantong berisi pasir beliau bergegas pulang. Sesampainya di rumah beliau diam – diam letakkan kantong pasir di meja dapur tanpa diketahui sang istri lalu bergegas ditinggal pergi masjid.
Ketika malam tiba Abu Muslim kembali ke rumah dengan perasaan khawatir, akan tetapi beliau sangat tekejut ketika istri menyuguhkan roti yang ia buat untuk suaminya.
Ketika melihat roti yang sangat enak itu Abu Muslim bertanya kepada istrinya, “Dari mana roti ini?” Istrinya menjawab, “Dari tepung yang engkau bawa tadi.” Beliau memakannya sambil menangis. Subhanallah!
Kisah di atas disampaikan KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha'). Penghafal Al-Quran dari Narukan Rembang ini, salah satu ulama yang mengungkap keistimewaan dan hikmah di balik kecerewetan seorang istri.
“Ada banyak jalur untuk menjadi wali, tetapi yang paling mudah ditemui dan tidak jauh dari kita adalah punya istri judes tapi kita sabar. Kalau jadi wali melalui jalur ilmu, jalur ibadah, jalur harta dan lainnya itu agak sulit dan tidak semua orang berkesempatan,” terang Gus Baha.
Ya, Gus Baha menjelaskan jalur-jalur menjadi wali. Salah satunya lewat istri yang cerewet.
Seperti kisah wali-wali zaman dahulu banyak dikisahkan diantara mereka ternyata mempunyai istri yang galak. Sebagaimana dikisahkan tentang salah satu karomah seorang sahabat pada zaman Nabi yang bernama Abu Muslim Al Khawlani.
“Kalau kita selalu bersyukur dan senang atas semua kehendak Allah, maka Allah juga akan senang dan Ridho terhadap kita, itu yang selalu kita harapkan,” kata Gus Baha', dalam suatu pengajian yang dilansir YouTube.
Memang, istri identik sebagai sosok yang cerewet. Selain ini merupakan aktualisasi kapasitas 20 ribu kata yang dianugerahkan padanya, kecerewetan juga merupakan bentuk perhatian dan kasih sayang seorang wanita pada keluarga terutama suami dan anak-anak.
Sebagian kita terutama para suami menganggap kecerewetan istri sebagai hal yang mengganggu. Menyebalkan. Tapi, tidak bagi seorang wali, kekasih Allah.
Advertisement