Berbagai Penyebab Mimisan, dari Ringan hingga Berbahaya
Pernahkah Anda mengalami mimisan? Darah yang mengalir keluar dari hidung disertai sensasi terdapat cairan yang mengalir pada tenggorokan. Mimisan terjadi karena salah satu pembuluh darah di lapisan hidung pecah. Mimisan dapat disebabkan oleh infeksi, cedera, reaksi alergi, atau akibat mengorek lubang hidung terlalu keras.
Pembuluh darah pada hidung sangat rapuh. Pembuluh darah kecil di septum (jaringan tegas antara lubang hidung, yang membagi hidung menjadi dua bagian) rapuh dan dapat pecah dengan mudah, dan menyebabkan hidung berdarah.
Mimisan bisa menimpa siapa saja, baik anak-anak, dewasa, maupun lansia. Penyebab mimisan pun beragam, mulai dari yang ringan hingga gejala penyakit serius. Meski bukan kondisi yang berbahaya, mimisan bisa juga menandakan adanya masalah kesehatan yang serius.
Jika pendarahan sangat berat, berkepanjangan atau tidak berhenti dengan tindakan pertolongan pertama, bawa anak ke dokter atau unit gawat darurat rumah sakit.
Jenis Mimisan
Mimisan dapat dibagi ke dalam dua jenis berdasarkan dari mana perdarahan tersebut berasal, yaitu anterior dan posterior.
• Mimisan anterior
Perdarahan yang terjadi di pembuluh darah bagian depan hidung. Biasanya mimisan ini lebih mudah untuk dikontrol dan paling umum terjadi.
• Mimisan posterior
Mimisan yang terjadi karena perdarahan di pembuluh darah bagian belakang hidung. Mimisan ini biasanya berhubungan dengan tekanan darah tinggi dan membutuhkan penanganan khusus. Biasanya mimisan posterior lebih sering terjadi pada orang lanjut usia.
Penyebab Mimisan Berdasarkan Jenisnya
Mimisan bisa disebabkan oleh beberapa hal berdasarkan jenisnya, di antaranya:
a. Mimisan anterior
Sebagian besar, penyebab sering mimisan bisa termasuk pada kelompok mimisan anterior. Mimisan jenis ini biasanya lebih sering terjadi pada anak kecil (sekitar usia 2-10 tahun) dan biasanya bukan menjadi tanda hal serius. Penyebab mimisan anterior biasanya antara lain:
•Mengupil terlalu dalam atau dengan kuku yang tajam
•Membuang ingus sangat keras atau kasar
•Hidung tersumbat, biasanya disebabkan oleh infeksi (seperti pilek dan flu)
•Sinusitis
•Rhinitis alergi
•Udara kering
•Sedang berada di dataran tinggi
•Penggunaan dekongestan hidung yang berlebihan
•Cedera ringan pada hidung
•Bentuk hidung yang bengkok, ini bisa terjadi sejak lahir atau karena cedera pada hidung
b. Mimisan posterior
Mimisan jenis ini lebih jarang terjadi, tapi biasanya lebih sering terjadi pada orang dewasa. Mimisan posterior juga biasanya terjadi lebih parah sehingga membutuhkan penanganan yang serius. Penyebab mimisan posterior biasanya adalah:
•Trauma pada hidung, yang bisa disebabkan karena pukulan pada kepala atau jatuh, atau hidung patah
•Operasi hidung
•Tumor di rongga hidung
•Aterosklerosis
•Konsumsi obat-obatan tertentu
•Kelainan pembekuan darah, seperti pada penyakit hemofilia atau penyakit Von Willebrand
•Hereditary haemorrhagic telangiectasia (HHT), kondisi genetik yang diwariskan yang memengaruhi pembuluh darah
•Leukemia
•Tekanan darah tinggi
Penyebab Mimisan secara Umum
Secara umum, penyebab sering mimisan bisa berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya, yang meliputi:
1. Udara kering
Biasanya kondisi udara kering akan lebih sering terjadi pada iklim dingin ketika banyak terjadi infeksi saluran pernapasan atas dan ketika suhu serta kelembapan naik turun secara drastis.
Selain itu, perubahan suhu dari lingkungan luar yang dingin ke dalam rumah yang hangat dan kering akan membuat hidung lebih rentan terhadap perdarahan.
Namun, tidak hanya pada iklim yang dingin, mimisan dapat terjadi di iklim panas dan kering dengan kelembapan rendah atau perubahan musim. Iklim tersebut dapat menyebabkan lapisan hidung kering hingga retak dan berdarah.
2. Penggunaan obat pengencer darah
Berbagai obat pengencer darah, seperti aspirin, warfarin, clopidogrel bisulfate, dan obat anti-inflamasi nonsteroid ternyata juga dapat menjadi penyebab sering mimisan.
Obat pengencer darah akan mengubah kemampuan darah untuk menggumpal dan juga membeku. Akibatnya, perdarahan di hidung tidak dapat terhindarkan dan sulit dihentikan, karena itu terjadilah mimisan.
Obat-obatan tersebut biasanya digunakan untuk kondisi penyakit yang berisiko menyebabkan pembekuan darah serta kondisi jantung tertentu, misalnya fibrilasi atrium.
3. Mengalami cedera pada hidung
Cedera pada hidung yang tidak disengaja juga dapat membuat pembuluh darah di lubang hidung rusak hingga akhirnya berdarah. Kondisi ini biasanya umum ditemukan sebagai penyebab mimisan pada anak yang terjadi secara tiba-tiba. Ditambah lagi, pembuluh darah di area hidung anak masih lemah, sehingga berpotensi mengalami mimisan ketika terjadi benturan keras atau terkena pukulan yang cukup keras.
Orang dewasa juga berisiko mengalami cedera yang dapat mengakibatkan mimisan, misalnya setelah terbentur atau terpukul benda keras. Namun, pembuluh darah di hidung orang dewasa bisa dibilang lebih kuat atau normal, sehingga jarang sekali mengalami mimisan setelah menggaruk atau menggesek hidung.
4. Sering mengorek lubang hidung
Mengorek upil dari hidung terlalu keras juga berpotensi menjadi penyebab mimisan. Terlebih lagi jika memiliki kuku yang panjang, sehingga berisiko melukai pembuluh darah di dalam hidung.
Tidak hanya itu, mengupil juga kebiasaan yang kurang baik untuk kebersihan hidung, meski tujuannya adalah untuk membersihkan hidung, dikarenakan jari mungkin membawa masuk kuman melalui lubang hidung.
Akibatnya, bisa terkena penyakit atau infeksi dari kuman yang terbawa, seperti pilek atau sinusitis, yang justru bisa membuat hidung lebih rentan mengalami perdarahan.
5. Masalah kesehatan tertentu
Penyebab mimisan yang paling ditakutkan adalah karena adanya masalah kesehatan tertentu. Kondisi kesehatan yang umum dikaitkan dengan mimisan adalah masalah hidung dan pernapasan, seperti:
•Pilek
•Flu
•Peradangan rongga sinus (sinusitis)
•Polip hidung
•Tulang hidung bengkok (deviasi septum)
6. Stres
Kondisi pikiran yang terbebani stres diduga turut memicu terjadinya mimisan. Sebuah jurnal Rhinology melaporkan bahwa mimisan juga bisa terjadi saat tubuh mengalami stres dan kecemasan kronis.
Bahkan, orang-orang yang sering stres dan cemas berlebihan lebih berisiko mengalami mimisan kronis yang sifatnya kambuhan dan sering muncul tiba-tiba. Stres atau kecemasan tidak mengakibatkan mimisan secara langsung, biasanya terdapat kondisi lain yang menyertai stres atau kecemasan yang menyebabkan mimisan.
7. Kehamilan
Mimisan cenderung lebih sering terjadi selama masa kehamilan, karena mimisan ringan dengan intensitas sesekali saat hamil, umumnya tidak berbahaya bagi kondisi ibu dan janin.
Perubahan hormon biasanya merupakan penyebab mimisan pada ibu hamil yang paling umum. Tingginya kadar hormon saat hamil, dapat meningkatkan aliran darah estrogen dan progesteron pada semua selaput lendir di dalam tubuh ibu hamil, termasuk pada hidung.
Selaput ini kemudian akan membengkak dan melebar hingga menekan pembuluh darah di dalamnya. Akibatnya, pembuluh darah bisa pecah dan membuat hidung mimisan saat hamil.
Ditambah lagi, fase kehamilan dapat menyebabkan pembuluh darah di hidung menjadi melebar, dan meningkatkan suplai darah akibatnya, pembuluh darah di sekitar hidung mudah pecah dan mengakibatkan mimisan.
8. Kanker
Sebagian besar mimisan akan berhenti dengan sendirinya tanpa perawatan medis yang serius. Namun, sering mengalami mimisan juga bisa menjadi pertanda adanya penyakit serius, seperti kanker.
Penyebab mimisan bisa menjadi gejala beberapa penyakit kanker. Berikut adalah tiga jenis penyakit kanker yang sering dikaitkan dengan gejala mimisan.
a. Karsinoma nasofaring
Karsinoma nasofaring adalah kanker yang terjadi pada nasofaring, terletak di bagian atas faring (tenggorokan), di belakang hidung. Karsinoma sel skuamosa atau squamous cell carcinoma (SCC) adalah jenis kanker yang paling umum di daerah ini. SCC timbul dari jaringan lapisan hidung.
Mimisan berulang adalah gejala umum dari karsinoma nasofaring. Kanker ini tak hanya menyebabkan mimisan, tapi juga menyebabkan ingus yang keluar selalu mengandung bercak darah.
b. Leukemia
Penyebab sering mimisan juga bisa menjadi gejala leukemia. Orang dengan leukemia sering pula mengalami memar dan juga mudah berdarah.
Leukemia merupakan kanker sel darah putih, yang menghambat darah putih dalam melawan infeksi. Ketika seseorang memiliki leukemia, sumsum tulangnya tidak mampu memproduksi sel-sel darah merah yang cukup dan trombosit untuk memasok kebutuhan tubuh.
c. Limfoma
Limfoma berkembang pada limfosit (tipe sel darah putih) yang melawan infeksi. Limfosit yang abnormal dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Hal ini akan mengurangi ketahanan terhadap faktor berbahaya dari luar, karena kelenjar getah bening dan jaringan limfatik lainnya terjadi di seluruh tubuh, limfoma dapat muncul di hampir semua bagian tubuh, termasuk hidung atau sinus (bagian rongga hidung yang berisi udara di belakang tulang wajah).
Pertumbuhan jaringan limfoid di hidung atau sinus tersebut dapat mengikis bagian dalam pembuluh darah dan menjadi penyebab mimisan.
Gejala Utama Mimisan
Darah yang mengalir dari hidung dapat ringan (hanya beberapa tetes) sampai dengan berat (mengalir) dan dapat keluar baik dari salah satu lubang hidung atau dari keduanya. Jika berdiri, mimisan terasa seperti ada tetesan yang keluar, lebih terasa seperti mengalami pilek, jika berbaring, akan terasa seperti ada cairan yang berkumpul di bagian belakang tenggorokan sebelum darah mulai keluar dari hidung. Sangat penting diperhatikan untuk tidak menelan darah tersebut karena dapat menyebabkan mual atau muntah.
Meskipun kebanyakan hidung berdarah tidaklah parah, penting untuk diperhatikan jika terjadi pendarahan berat. Pendarahan berat biasanya dibarengi dengan palpitasi (jantung berdebar), napas pendek, kulit memucat, mual, dan muntah ketika darah tertelan.
Cara Mengatasi Mimisan
Berikut penanganan awal mimisan sebagai:
•Duduk tegak dan jangan berbaring. Posisi duduk dapat mengurangi tekanan pembuluh darah dalam hidung, sehingga perdarahan dapat segera berhenti.
•Condongkan tubuh ke depan agar darah yang keluar dari hidung tidak masuk ke tenggorokan. Darah yang tertelan dapat memicu muntah.
•Pencet hidung selama 10-15 menit dan bernapaslah melalui mulut.
•Kompres pangkal hidung dengan kompres dingin untuk memperlambat perdarahan.
Setelah mimisan berhenti, usahakan untuk tidak membuang ingus, mengorek bagian dalam hidung, membungkuk, atau melakukan aktivitas berat setidaknya selama 24 jam. Selain itu, hindari rokok dan konsumsi minuman alkohol, untuk mencegah terjadinya iritasi hidung atau risiko perdarahan berulang.
Jika langkah-langkah di atas tidak efektif untuk menghentikan mimisan, maka dibutuhkan penanganan oleh dokter. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dokter untuk mengatasi mimisan adalah:
•Menyumbat rongga hidung dengan kain kasa untuk menghasilkan tekanan pada area pembuluh darah.
•Menutup pembuluh darah yang pecah, menggunakan bahan kimia atau energi panas (cauterization).
•Memperbaiki pembuluh darah di bagian belakang hidung yang menjadi sumber perdarahan, melalui prosedur operasi yang dilakukan oleh dokter THT.
Cara Mencegah Mimisan
Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah mimisan, yaitu:
•Berhati-hati saat mengorek hidung dan tidak mengorek hidung terlalu dalam.
•Hindari membuang ingus terlalu kencang.
•Berhenti merokok, karena rokok dapat mengurangi kelembapan hidung dan meningkatkan risiko terjadinya iritasi hidung.
•Menjaga kelembapan bagian dalam hidung, dengan mengoleskan petroleum jelly (petrolatum) di dinding lubang hidung sebanyak tiga kali sehari.
•Rutin memeriksakan diri ke dokter jika sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah, seperti warfarin atau aspirin.
Bagi para orang tua, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah anak mimisan, di antaranya:
•Menggunting kuku anak secara rutin untuk mencegah luka ketika ia mengorek hidung.
•Tidak merokok di dalam rumah atau di sekitar anak.
•Mengoleskan krim pelembab atau petrolatum di sekitar rongga hidung anak.
•Menjaga udara di dalam kamar anak agar tidak terlalu kering.
•Melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara rutin, terutama jika anak memiliki alergi.
Advertisement