Konsisten Bikin Pantofel, Atha Jaya Malah Semakin Berjaya
Mojokerto memang terkenal sebagai daerah industri sepatu,--selain Sidoarjo. Apalagi di Desa Genengan, Kelurahan Banjaragung. Warga di desa ini rata-rata memang menjadi pengusaha dan tukang sepatu. Namun, dari sekian banyak pengusaha sepatu di desa ini, ada salah satu pengusaha sepatu yang termasuk mengkilat prestasinya. Dia adalah Dwi Rini.
Dwi Rini bersama dengan suaminya memiliki usaha Toko Atha Jaya. Usaha yang berdiri sejak 2005 ini, sampai sekarang masih konsisten dengan usaha sepatu kulit desain pantofel. Dwi Rini bercerita, usaha sepatunya ini berawal adalah usaha suaminya saat masih bujang.
Kemudian, sekitar tahun 2010, suaminya berhasil menjalin kerjasama dengan Semen Indonesia. Jalinan kerjasama ini membuahkan hasil usahanya semakin berkembang.
"Kami mendapatkan bantuan dari Semen Indonesia untuk dana dan menjadi UKM binaannya. Setelah itu usaha kami semakin berkembang," ujar Dwi Rini.
Dalam seminggu, Dwi Rini menceritakan bisa memproduksi sampai 10 kodi sepatu. Tak hanya sepatu, Dwi Rini pun memproduksi alas kaki lain yang berlabel Gent-B. Pasarnya ada berbagai daerah seperti Kediri, Magetan, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Makasar dan Kalimantan.
"Kita semua kota besar sudah pernah kita masukin, hanya Jakarta yang kita tidak berani. Karena di sana dekat dengan Bandung. Dulu pernah, ada dari Jakarta ambil di kita tapi ndak bertahan lama," ucapnya.
Hingga kini Dwi Rini sangat berterimakasih kapada Semen Indonesia. Pasalnya selama delapan tahun ini Semen Indonesia sudah membantu perkembangan usahanya. Bahkan dia juga mengatakan, jika setiap UKM yang menjadi binaan Semen Indonesia, begitu diperhatikan. Antara lain dengan diikutkan dalam pameran serta pelatihan.
"Menurut saya bergabung di UKM Semen ini sangat menguntungkan, karena mereka begitu mengayomi kami," katanya. (hrs)