Berawal Jualan Keris, PNS Jadi Koordinator King of the King
Aparat Polres Metro Tangerang Kota menangkap salah satu petinggi King of The King, Juanda di Karawang, Jawa Barat. Penangkapan Juanda berdasarkan keterangan tiga tersangka lain yang lebih dulu dibekuk. Imbas penangkapan tersebut, ihwal terbentuknya kelompok King of The King pun terkuak.
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Sugeng Hariyadi mengungkapkan, berdasarkan keterangan dari pelaku pembentukan kerajaan fiktif tersebut berawal dari transaksi jual beli benda pusaka.
Dony Pedro, sosok yang dianggap raja disebut berperan penting di baliknya pendirian King of the King. Dony Pedro diduga meyakinkan pengikutnya bisa mendapatkan uang.
"Dari keterangan pelaku, ini dilatarbelakangi dari awalnya transaksi jual beli benda pusaka, tapi hasil komunikasi dengan King of The King Denny Pedro ini kemudian mereka bisa melakukan pencarian dana," ujar Sugeng dalam konferensi pers di Mapolrestro Tangerang Kota.
Sugeng menjelaskan, Juanda berprofesi sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Pemerintahan Kabupaten Karawang dan bertugas mengumpulkan anggota di Provinsi Banten. Para calon anggota dijanjikan akan menerima sejumlah uang dengan membayar biaya pendaftaran yang nominalnya berbeda-beda.
"Dia merupakan ASN (aparatur sipil negara) Pemkab Karawang, modusnya mengumpulkan masyarakat, meminta iuran dana dan mengiming-iming akan mendapat uang," tuturnya.
Tak hanya itu, Juanda juga yang mencetuskan gagasan untuk membuat spanduk King of The King dan disebar ke berbagai wilayah di Indonesia seperti di Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
Juanda juga ditunjuk sebagai ketua umum Indonesia Mercusuar Dunia (IMD) dan mengkoordinasi anggota di berbagai wilayah.
"Juanda ini posisinya sebagai ketua umum IMD yang dimana bersangkutan memiliki peran mengkoordinir beberapa wilayah" tutur Sugeng.
Sampai saat ini, polisi masih menyelidiki lebih lanjut terkait keberadaan kelompok King of The King.