Berawal dari Penasaran, Luluk Diana Raih Emas PON 2024 dan Ambisi Tembus Olimpiade 2028
Lifter Jawa Timur, Luluk Diana Tri Wijayana berhasil meraih prestasi terbaik medali emas di kelas 49 kg putri, pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara.
Ini menjadi prestasi terbaik di usia muda karena bersaing dengan atlet-atlet senior. Namun, ia tak sedikit pun menunjukkan rasa takut.
Pada perlombaan kali ini, Luluk berhasil mencatatkan total angkatan tertinggi 184 kg. Di mana, pada angkatan snatch ia berhasil mengangkat beban 84 kg, sedangkan pada angkatan cleen and jerk ia berhasil mengangkat beban 100 kg.
Sempat Tak Direstui Orang Tua, Luluk Buktikan Prestasi
Keberhasilan ini tak ujug-ujug datang begitu saja. Berbagai rintangan pun harus ia lalui, termasuk untuk mendapat restu orang tua.
Lifter asal Pacitan itu mengenal angkat besi tak melalui orang tuanya, Misno dan Ponijem yang berprofesi sebagai petani. Ia justru kenal angkat besi dari temannya Syafira Dwi Puspita teman kelasnya yang kini jadi lawannya di PON.
Syafira sendiri merupakan putri dari Samsuri yang menjadi pelatih angkat besi bagi Luluk saat ini. “Saya tertarik karena saya pikir mosok wesi diangkat, opo maneh wong wedok. Kayak anti mainstream gitu,” aku Luluk.
Dari situ, ia diam-diam berlatih angkat besi. Ortunya baru tahu saat ia diajak mengikuti perlombaan di Bandung 2017 lalu. “Itu kejuaraan pertama saya langsung bawa satu emas dan dua perak, dari situ orang tua mendukung,” ujar mantan juara dunia angkat besi junior itu.
Disiplin Jadi Kunci
Karena itu, untuk mencapai prestasi menurutnya dibutuhkan perjuangan yang lebih. Sebab, di usianya yang masih muda ia harus merelakan waktu bermainnya untuk berlatih dan mewujudkan impiannya berprestasi.
Luluk mengaku, disiplin waktu menjadi kunci penting untuk meraih kesuksesan. “Kuncinya disiplin, jangan bosan berlatih,” ungkapnya.
“Semenjak ikut angkat besi karena saya ikut latihan masih anak-anak zamannya main seharusnya main tergantikan latihan atau istirahat,” imbuhnya.
Dengan keberhasilan itu, Luluk mengaku, dirinya bertekad untuk berlatih lebih keras agar bisa tembus ke Olimpiade Los Angeles 2028.
“Target setelah ini bismillah ikut Olimpiade 2028,” pungkasnya.
Punya Komitmen Tinggi
Keberhasilan Luluk meraih berbagai prestasi tak lepas dari peran Samsuri. Sejak awal mengajak agar mau berlatih angkat besi karena ia melihat potensi dalam diri Luluk.
Secara fisik, Luluk dinilai memiliki postur yang pas sebagai atlet pendek dengan otot yang cukup besar.
“Ada potensi. Di angkat besi ada kelas yang harus kita komparasi antara tinggi dan berat badan, lalu anaknya, dan orang tuanya. Kita lihat Luluk ini ikut gen bapaknya, agak pendek jadi otot dan lain-lain ikut. Berjalannya waktu kita tes dia mendekati sempurna untuk anatomi di kelas itu,” ujar Samsuri.
Dari itu, Samsuri kemudian mulai mengasah kemampuan Luluk dengan tangan dinginnya dan tanpa meninggalkan hak Luluk sebagai anak-anak dan pelajar.
“Tapi kita arahkan untuk prestasi. Saya sampaikan kalau kalian meninggalkan teman-teman kamu bisa lebih, ketemu teman pasti beda karena kamu bisa berbagi permen habis kejuaraan di sana. Dari motivasi itu semakin naik, semakin punya rasa percaya bahwa passionnya di sini. Dan, si Luluk ini komitmen step by step-nya dia capai,” ungkapnya.
Karenanya, tak salah kemudian dengan usia masih 19 tahun namun Luluk sudah bisa memimpin di tingkat nasional untuk kelas senior.
Dengan keberhasilan ini, Samsuri berharap tak membuat Luluk besar kepala dan tetap berlatih dengan giat untuk bisa mencapai prestasi yang lebih tinggi. Termasuk, mewujudkan target masuk Olimpiade 2028.