Berawal dari Blokir Jalan, Fakta Polemik Uang Keamanan Sekolah Petra Surabaya Berakhir Damai
Geger dugaan pungutan liar dalam bentuk uang kemanan yang harus disetorkan Sekolah Kristen Petra Surabaya berakhir damai. Kasus ini bermula dari aksi massa memblokir akses jalan menuju sekolah, serta dugaan pungli yang dilontarkan DPRD.
Dugaan Pungli
Polemik Sekolah Kristen Petra berawal dari viralnya aksi blokade massa di Jalan Manyar Tirtoyoso, yang menjadi jalan akses Sekolah Petra. Pemblokiran jalan tersebut bahkan sampai menganggu aktivitas belajar-mengajar di sekolah tersebut.
Aksi itu kemudian diikuti dengan dugaan pungli yang menimpa Sekolah Kristen Petra awalnya disampaikan oleh anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Josiah Michael.
Kepada Ngopibareng.id sebelumnya, Josiah menyesalkan praktik pungutan uang keamanan yang membebani lembaga sekolah tersebut.
Ia menduga pungutan itu tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Kami terus terang kaget juga, bahwa dalam menetukan pungutan iuran swadaya masyarakat ada aturannya, tidak bisa sembarangan, ada perwali (Peraturan Walikota Surabaya) yang mengatur itu," katanya, Jumat 2 Agustus 2024.
Ia mengutip Perwali Surabaya 112 Tahun 2022. Beleid itu menyebut, penentuan iuran harus melalui kesepakatan warga dalam rapat dan dilaporkan ke kelurahan.
"Apakah dasar pemberlakuan ini sudah dilakukan oleh para pengurus RW? Apa sudah dilaporkan ke kelurahan? Kalau tidak ada, bisa dikategorikan sebagai pungli," lanjutnya.
Pengakuan RW
Ngopibareng.id kemudian bertemu dengan Ketua RW 4 Manyar Tompotika, Lilik Aljufri. Lilik menyebut, iuran kemanan selama ini dipungut total kepada empat RW, termasuk RW 4 wilayahnya.
Sekolah Kristen Petra yang ada di wilayahnya membayar iuran sebesar Rp32 juta per bulannya, untuk uang keamanan.
"Jadi Petra menyetor kepada kami itu Rp32 juta. Kami Rp32 juta, dan 2 RW lainnya juga Rp32 juta karena di sini ada tiga RW plus Petra. Jadi, kami menerima uang Rp128 juta," katanya pada Senin 5 Agustus 2024.
Uang itu, kata Lilik, untuk membayar gaji petugas keamanan yang digaji Rp2,7 juta per bulan. Namun iuran naik menjadi Rp35 juta per bulan lantaran gaji petugas keamanan naik menjadi Rp3 juta per bulan. Sisanya, menurut Lilik digunakan untuk keperluan lain, seperti BPJS.
"3 juta itu pun kami anggap global saja karena di samping itu kan ada kebutuhan lain. 3 juta dikali empat dapat Rp120 juta, 120 juta ada sisa 8 juta, 8 juta itu (masuk ke) uang kas untuk ada (keperluan) lain-lain, seperti BPJS, tapi kan itu tidak terjadi," jelasnya.
Ia melanjutkan, Petra sendiri punya tunggakan uang keamanan. Sekolah Petra terakhir membayar per Februari 2024. Mereka, menurut Lilik, belum membayar sejak Maret 2024 hingga saat ini lantaran keberatan.
"Jadi, kami pun sudah ada kesepakatan tidak akan menerima dari Petra dan saya hendak klarifikasi, kami tidak pernah menerima uang dari Petra, satu bulan 140 juta ini untuk 3 RW. Ini tiga RW kami kumpulkan, itu yang kami mau klirkan," tandasnya.
Mediasi Walikota
Polemik ini kemudian selesai setelah Walikota Surabaya Eri Cahyadi memimpin jalannya mediasi, pada Senin 5 Agustus 2024.
Dalam mediasi tertutup itu kemudian disepakati jika Petra akan bertanggungjawab pada keamanan dan kebersihan lingkungan di sekitar sekolahnya sendiri.
Sebagai gantinya, Petra tidak akan membayar iuran keamanan ke RW setempat.
"Alhamdulillah, hari ini kita sudah bertemu dengan RW, warga dan dengan perwakilan dari Petra, Alhamdulillah pertemuan tadi kita gayeng, kita guyon (bercanda) bersama," kata Eri usai mediasi.
Petra bertanggungjawab menjaga keamanan delapan pintu masuknya di kawasan Manyar Tompotika.
Petugas juga akan bertanggungjawab mengurai kemacetan di lokasi, terutama di saat jam masuk dan pulang sekolah.
Di kesempatan yang sama, Eri juga menyampaikan maaf atas viralnya berita yang salah. Bahwa Petra harus membayar Rp140 juta untuk 4 RW per bulannya.
"Ada yang masuk, akhirnya menggoreng dan akhirnya menimbulkan kegaduhan saya mohon maaf semuanya karena ditumpangi bahwa saya, Pak Wakil Walikota (Armuji) juga sama-sama ingin membantu warga menyelesaikan masalah tapi semua itu sudah selesai hari ini," pungkasnya.