Berantas Prostitusi di Surabaya, Pakar Ubaya Resepkan 4 Langkah
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen membrantas prostitusi dan juga miras ilegal di Surabaya. Dari operasi yang dilakukan Satpol PP Kota Surabaya juga masih ditemukan praktik prostitusi online.
Lantas sebenarnya apa yang harus dilakukan Pemkot bila ingin memberantas prostitusi di Surabaya?
Mengenai hal ini peneliti Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Universitas Surabaya (Ubaya), Dian Noeswantari mengatakan, prostitusi online adalah bentuk baru dari praktik prostitusi konvensional.
"Waktu itu tim kami pernah melakukan penelitian dampak dari penutupan lokalisasi Dolly, salah satunya adalah munculnya prostitusi bentuk baru, yang pada saat itu kami belum tahu itu apa. Dan benar saja Dolly benar-benar ditutup," kata Dian, Minggu, 5 November 2023.
Menurutnya, bila pemkot ingin menekan angka prostitusi di Surabaya, khususnya yang melibatkan anak di bawah umur harus ada langkah pencegahan dan penanganan dari hulu ke hilir, dan tidak hanya sekadar menangkap atau menertibkan saja.
Pertama, ujar Dian mengenai prostitusi online harus ada langkah untuk membrantas aplikasi - aplikasi yang dicurigai digunakan praktik jual beli bertujuan seksual.
"Hal yang harus dilakukan adalah mengirim surat ke Menkominfo untuk menutup beberapa aplikasi chatting yang biasa digunakan untuk jual beli dengan tujuan seksual," kata Dian kepada Ngopibareng.id.
Lanjutnya, langkah kedua yang harus dilakukan pemkot adalah melakukan konseling bagi pelaku, korban atau saksi korban secara individu, termasuk keluarga masing-masing dan kelompok. Hal ini dilakukan supaya setelah diamankan pelaku atau korban tak mengulangi hal serupa.
"Tapi konseling keluarga atau kelompok ini tidak mudah, dan tidak semua orang bisa melakukan. Jadi benar-benar harus melibatkan ahli dalam penanganannya," paparnya.
Ketiga, Dian menyarankan, jika memungkinkan bisa dilakukan hipnosa untuk menghilangkan memori yang menyakitkan, termasuk trauma.
Langkah keempat yang perlu dikuatkan lagi oleh Pemkot Surabaya adalah edukasi di sekolah, bagi guru, tenaga pendidikan, murid, orang tua, murid, warga sekolah mengenai pendidikan karakter atau seks education.
"Surabaya sudah memiliki beberapa sekolah yang punya Tim Pencegahan dan Penanganan Perundungan dan Kekerasan Seksual (TP3KS) sebagaimana dimandatkan oleh PerMen. Setahu saya ada 5 SMP yang sudah dilatih untuk TP3KS ini oleh Women Crisis Center (WCC) Savy Amira Surabaya, seperti SMPN 1, SMPN 19, SMPN 22. Mungkin ini juga harus diperkuat lagi," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang wanita di Surabaya nekat menjual temannya lewat media sosial untuk memenuhi kebutuhan lifestyle dan dunia malamnya. Ia menjual temannya yang masih di bawah umur untuk melayani nafsu pria hidung belang.
Kasus ini diungkap oleh Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Kanit PPA Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Ipda Yoga Prihandono mengatakan, pihaknya mengamankan seorang wanita berinisial IP, serta Lelaki berusia 17 tahun yang berstatus pelajar asal Wonokromo Surabaya.
Advertisement