Berani Berjuang di Sekolah Luar Muhammadiyah, Ini Tantangan Lho!
Ikatan Pelajar Muhammadiyah diharapkan kembali berjuang ke sekolah-sekolah Muhammadiyah dan berani untuk keluar berjuang di sekolah non-Muhammadiyah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menjelaskan kebutuhan tersebut demi menciptakan kader yang terbuka dan moderat.
"Jika terbiasa hanya di dalam maka tidak punya kebiasaan heterogen, pandangannya menjadi sempit dan melahirkan neo-konservatisme dan pandangan radikal karena tidak paham di luar sana begitu beragamnya.
Untuk menutupi rendah dirinya lalu menjadi beringas dan radikal," ungkap Muhadjir, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Jumat 4 Januari 2018.
"Muhammadiyah adalah satu-satunya organisasi Islam yang egalitarian, bukan paternalistik (feodal). Jangan terjebak di zona nyaman. Harus berani keluar," kata Muhadjir.
Selain itu, IPM perlu keluar karena siapapun yang memiliki kapasitas kepemimpinan dapat menjadi pemimpin di Muhammadiyah.
"Muhammadiyah adalah satu-satunya organisasi Islam yang egalitarian, bukan paternalistik (feodal). Jangan terjebak di zona nyaman. Harus berani keluar," kata Muhadjir.
Selanjutnya, Muhadjir berpesan agar IPM tekun dalam kerja-kerja keilmuan dalam mempersiapkan potensi Indonesia sebagai negara adidaya.
"Indonesia adalah negara keempat terbesar di dunia. Luasnya setara 27 negara Eropa. Dengan beraneka ragam budaya, bahasa, dan etnis.
Negara Islam terbesar yang bertahan dan damai hanya Indonesia. Marilah kita bangun mimpi kejayaan Islam yang besar. Kalau bukan masa anda setidaknya pada masa berikutnya," pesan Muhadjir.
Kemampuan Indonesia sebagai satu-satunya negara muslim terbesar yang bertahan damai di dalam keragaman suku, bahasa, budaya dan agama tersebut merupakan inti konsep madani dari yang dicontohkan Nabi di Madinah. Oleh karena itu Muhadjir berpesan agar kerja keilmuan terus dilakukan demi membangun peradaban Islam.
"Sejarah Islam tidak lepas dari konflik, oleh karena itu menjadi niscaya memisahkan sunnah nabi dari sifat Arab yang suka konflik agar dapat mengambil sari ajaran Nabi," ungkap Muhadjir.
"Suka berkonflik di antara umat adalah warisan Arabisme. Anak IPM harus melihat sejarah secara jujur dan penting. Rasul selalu mencari jalan damai dan penuh hikmah. Saya mendorong anak IPM melakukan riset dan menjadi pelopor," kata Muhadjir Effendy.(adi)
Advertisement