Beragama Dipengaruhi Kemajuan Teknologi, Pembelajaran ke Depan
Model pembelajaran manusia di masa depan dengan dukungan kemajuan teknologi dan digitalisasi akan semakin individuasi, tapi tidak individualis. Artinya manusia akan lebih tertarik atau hanya mengikuti pelajaran sesuai dengan passion-nya, meski demikian mereka tetap tidak bisa menjadi individu yang mengabaikan orang lain.
Manusia di masa depan menginginkan semuanya serba privat, karena itu dunia ke depan akan memberikan pelayanan sesuai dengan kecenderungan peserta didik yang sangat personal.
Demikian rangkuman atas yang disampaikan Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, dalam pengajian di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dikutip Rabu 16 Maret 2022.
Membaca model belajar manusia di masa depan yang semakin privat, kata Mu’ti, didukung oleh kemajuan teknologi yang dirancang dengan personifikasi yang tinggi.
Percepatan Teknologi
Kemajuan teknologi informasi mendukung model pembelajaran semakin fleksibel. pendidik tidak harus bertemu secara langsung dengan peserta didik di dalam kelas, mereka bisa melakukan proses belajar – mengajar dengan pautan jarak yang jauh sekalipun.
Percepatan kemajuan teknologi tersebut menjawab keinginan manusia dalam mencukupi kebutuhan dengan cara yang cepat, mudah, dan murah.
“Oleh karena itu ke depan teknologi tidak bisa kita hindari kita tidak bisa menjauhi teknologi, bahkan beragama pun dipengaruhi teknologi,” tutur Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam ini.
Percepatan kemajuan teknologi dan kelekatannya memang sudah banyak diprediksi oleh para futurolog. Akan tetapi menurut Mu’ti, prediksi yang disampaikan mereka kecepatannya bertambah sebab terjadinya pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia. Akibat fenomena ini, manusia dipaksa untuk mempercepat laju peradaban mereka.
Pandemi yang terjadi sejak dua tahun terakhir memang membatasi jarak fisik setiap individu, akan tetapi relasi sosial mereka tetap rekat melalui mediasi teknologi – informasi. Mu’ti menyebutnya sebagai dunia nyata yang terkoneksi dengan dunia maya, atau pun sebaliknya, virtual, but real.
Merujuk Yuval Noah Harari, yang menjelaskan tentang ‘sejarah masa depan’, Mu’ti menyebut bahwa yang mengaitkan antara pendidikan dengan ketenagakerjaan untuk kebutuhan masa depan tidak relevan.
Menurutnya, pendidikan yang yang saat ini tidak laku seperti sejarah, filsafat, dan sejenisnya itu di masa depan akan menjadi pendidikan yang ‘laku’.
Melihat gambaran yang diberikan oleh World Economic Forum yang memprediksi jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan publik, Mu’ti menyebut jenis pekerjaan yang dibutuhkan mengalami perubahan yang begitu cepat. Oleh karena itu di masa sekarang bukan suatu yang aneh, mahasiswa lulusan Hubungan Internasional bekerja sebagai operator media di online shop.