Beragam Kerajinan Tangan Warga Binaan Ada di Pas Cafe Kediri
Ada beragam pernak-pernik hasil kerajinan tangan warga binaan yang ditampilkan dalam Pas Cafe di jalan Jaksa Agung Suprapto.
Pas Cafe setiap harinya dimanfaatkan sebagai fasilitas ruang tunggu bagi para pengunjung yang ingin bertemu atau membesuk kerabatnya di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Klas 2A Kediri.
Sambil menunggu dan menikmati hidangan makan dan minum pengunjung dapat melihat lihat hasil buah karya para penghuni lapas.
Karya yang dipamerkan antara lain kerajinan kain tenun ikat, mebel kursi dan meja, pembersih lantai, daln lain-lain.
Menurut Efendi Agus Setiawan, salah satu staf Lapas Kelas 2A Kediri menjelaskan, khusus kerajinan membuat kain tenun ikat ini sudah berlangsung 4 tahun. Hingga saat ini kegiatan itu masih eksis.
Produksi kain tenun ikat saat ini melibatkan sekitar 5 orang warga binaan terdiri dari 3 perempuan dan 2 orang laki-laki.
"Hasil karya tenun ikat kita pasarkan di galeri kita (Pas Cafe). Lalu kita juga pasarkan kepada rekanan dalam hal ini Bedali Emas yang ada di sentra tenun ikat bandar," kata Efendi, Jumat, 21 Mei 2021.
Untuk menunjang kegiatan produksi agar bisa menghasilkan karya kain tenun ikat yang berkualitas, di dalam ruang lapas sudah tersedia 5 unit peralatan kelengkapan mesin tradisonal bantuan hibah dari Bank Indonesia.
"Pembagian hasil keuntungan dari penjualan 80 persen untuk Bedali Emas, 20 persen untuk Lapas. Sebanyak 20 persen masih dibagi yaitu 10 persen disetorkan ke kas negara, 5 persen untuk premi warga binaan dan 5 persen sisanya untuk operasional," katanya.
Untuk bahan-bahan dan kelengkapan lainnya sudah disediakan dari sentra pengrajin Bedali Emas. Para warga binaan hanya tinggal mengerjakan.
Lanjut Efendi, lima warga binaan ini berasal dari perkara narkoba, penipuan dan penggelapan, serta perkara pencabulan anak.
"Campur-campur mas, ada kasus narkoba, ada 372 (pasal penipuan dan penggelapan), dan ada juga kasus pencabulan anak," ujarnya.
Lanjut Efendi, jika para warga binaan ini bisa menekuni dengan serius pengerjaan produksi kain tenun ikat, maka dalam waktu 3 hari bisa memproduksi 1 lembar kain tenun.
Harga kain tenun ikat dijual dengan harga bervariatif. Kain tenun ikat kualitas baik dijual harga Rp200 ribu, sementara untuk kualitas standart Rp160 ribu.
"Saya sengaja menaruh hasil karya warga binaan di kafe ini agar pengunjung tahu bahwa mereka ini juga bisa berkarya di dalam. Selain kain tenun ikat, ada jugabahan pembersih untuk cuci piring dan lantai," katanya.
Disamping itu, juga ada hasil karya pembuatan mebel. Namun, khusus untuk produksi mebel, pembuatannya menunggu pesana dulu. "Harganya bervariatif, kalau meja dan kursi satu set berkisar antara Rp900 ribu - Rp1,2 juta," katanya.
Semua warga binaan memiliki hak serta peluang yang sama untuk mengikuti pelatihan. Namun, semuanya harus didasari dengan niat yang tulus dari warga binaan itu sendiri.
"Kalau kain tenun ikat, pernah juga ikut pameran di Jakarta. Pernah dibeli oleh Menperindag pada tahun 2017," kata Efendi.