Boeing Akhirnya Akui Ada yang Salah dalam Pesawatnya
CEO Boeing, Dennis Muilenburg mengatakan "sangat jelas" bahwa sistem manuver MCAS 737 MAX 8 berkontribusi pada dua kecelakaan udara yang fatal. Para penyelidik telah lama mencurigai peran sistem dalam bencana.
Ethiopian Airlines Penerbangan 302 jatuh ke ladang tak lama setelah lepas landas pada bulan Maret. Akibat kecelakaan ini menewaskan semua orang di dalamnya sebanyak 157orang. Pun demikian juga dengan penerbangan Lion Air Indonesia 610 menukik ke laut Oktober lalu, menewaskan 189 penumpang dan awak.
Penyelidik mencatat "kesamaan yang jelas" antara kedua kecelakaan.
"Rincian lengkap dari apa yang terjadi dalam dua kecelakaan akan dikeluarkan oleh otoritas pemerintah dalam laporan akhir," kata Muilenburg dalam sebuah video yang diposting Kamis. "Jelas bahwa dalam kedua penerbangan itu Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver, yang dikenal sebagai MCAS, diaktifkan sebagai tanggapan terhadap sudut informasi serangan yang keliru, "lanjutnya seperti dikutip dari RT.
Sistem MCAS membaca sudut serangan 737 MAX (sudut hidung pesawat) melalui sensor yang dipasang di hidung. Jika hidung melayang terlalu jauh ke atas, ia memanipulasi ekor untuk menjaga level pesawat dan menghindari stall. Namun, para penyelidik dan pengungkap fakta mengklaim bahwa sensor tersebut dapat memberikan pembacaan yang salah, dan sistem dapat memberikan kompensasi yang berlebihan, melemparkan pesawat ke penyelaman.
Pernyataan Muilenberg datang pada hari yang sama penyelidik Ethiopia menetapkan bahwa awak Penerbangan 302 "telah melakukan semua prosedur, berulang kali, disediakan oleh (Boeing), tetapi tidak dapat mengendalikan pesawat." CNN, mengklaim telah melihat laporan lengkap, dijelaskan bagaimana para pilot melawan sistem MCAS pesawat selama keseluruhan enam menit penerbangan, tetapi tidak mampu menarik hidung pesawat ke atas dan mendapatkan kembali kendali.