Bentuk Komisi Pengawas, China Selidiki Kematian Dokter Corona
Melalui Komisi Pengawas Nasional (NSC), China menyelidiki kematian dokter Li Wenliang, orang yang pertama kali mengidentifikasi virus corona.
Dokter Li Wenliang merupakan orang pertama yang memperingatkan adanya wabah virus corona. Pada bulan Desember 2019, ia sempat dipanggil ke kantor polisi karena berusaha mengidentifikasi dan mengungkap sekelompok virus baru yang terkait dengan pasar hewan Wuhan.
Li dan beberapa koleganya ditahan oleh otoritas China sebelum wabah itu secara resmi teridentifikasi pada 31 Desember 2019.
Setelah menjalani perawatan intensif karena terinfeksi virus corona di rumah sakit tempatnya bekerja, dokter Li meninggal dunia pada Jumat 7 Februari 2020 pukul 02.58 waktu setempat.
Dokter Li Wenliang dirawat di rumah sakit pada 12 Januari 2020 dan dinyatakan positif terinfeksi virus corona
Kejadian ini menjadi perhatian publik dan mendorong China untuk menyelidiki secara menyeluruh kematian orang pertama yang membunyikan alarm tentang wabah virus corona. Tim dari Komisi Pengawas Nasional (NSC) dikirim ke Wuhan untuk menyelidiki kematian dokter 34 tahun tersebut.
Kematian dokter Li memicu kesedihan dan kemarahan di seluruh China. Sejumlah warganet memberikan pujian dan menyebut Li sebagai seorang pahlawan atas upayanya menyebarkan berita tentang virus corona. Demikian dikutip AFP, Minggu 9 Februari 2020.
Korban jiwa telah mencapai 700. Li awalnya mengira virus corona adalah kebangkitan SARS, penyakit yang menewaskan ratusan orang di seluruh China pada tahun 2002-2003.
Berdasarkan data dari Komisi Kesehatan Nasional China, jumlah korban tewas akibat virus corona telah melampaui sindrom pernafasan akut parah, SARS, dengan lebih dari 34.500 infeksi dan 722 kematian dilaporkan di seluruh China.
Lebih dari 320 kasus corona telah menyebar, yang sebagian besar terdeteksi di Asia. Sementara di Jerman sejauh ini ada 14 kasus, lebih banyak daripada negara lain di Eropa. Sementara itu, 61 orang di atas kapal pesiar Jepang didiagnosis terjangkit corona dan saat ini masih dikarantina.
AS menawarkan 100 juta dolar atau setara 1,3 triliun rupiah ke China dan negara-negara lain untuk membantu memerangi virus ini. 12 kasus telah dilaporkan di AS. Kedutaan AS di China mengkonfirmasi bahwa virus corona telah menyebabkan kematian seorang warga negara AS berusia 60 tahun di Wuhan.