Bentrok dengan Ormas, 16 Mahasiswa Papua Luka-luka
Pengacara yang mendampingi Aliansi Mahasiswa Papua Surabaya Veronica Koman, mengatakan setidaknya ada 16 orang mahasiswa mengalami cedera akibat bentrokan dengan oknum ormas, saat berunjuk rasa di Jalan Pemuda Surabaya, Sabtu 1 Desember 2018.
Veronica mengatakan dari ke 16 orang itu, tiga orang di antaranya mengalami luka parah, yakni pendarahan daerah kepala, akibat lemparan batu dan botol.
"Ada 16 orang mengalami cedera, tiga orang di antaranya bocor di daerah kepala, karena mendapat lemparan batu dan botol, ada juga yang mendapatkan pukulan tongkat" kata Veronica saat di konfirmasi.
Veronica mengatakan kejadian itu bermula saat 300an mahasiswa Papua melakukan unjuk rasa memperingati ulang tahun Papua Barat ke-57 tahun, dengan titik awal di Monumen Kapal Selam, Surabaya.
Di tengah jalan menuju lokasi rencana unjuk rasa dilakukan di Gedung Negara Grahadi, mahasiswa Papua, kata dia, kemudian dicegah oleh sekelompok massa tandingan yang berasal dari ormas gabungan kepemudaan, di depan Gedung RRI.
"Mahasiswa tetap dalam satu barisan, sementara ormas mengepung dari kanan, kiri, depan, sampai belakang kami," kata Veronica.
Saat itulah, massa tandingan mulai melakukan tindakan pelemparan batu, pelemparan botol air mineral, hingga serangan verbal. Bentrokan pun sempat terjadi.
Beruntung, kata dia, petugas kepolisian sigap menjaga kondisi keamanan hingga bentrokan yang lebih besar tak sampai terjadi. Ia pun mengapresiasi hal itu.
"Saya mengapresiasi petugas kepolisian yang telah menjaga jalannya unjuk rasa dengan relatif baik, hingga pihak mahasiswa juga bisa penyampaian aspirasinya hingga pernyataan sikap selesai dibacakan," kata dia.
Tak lama setelahnya, polisi lalu meminta mahasiswa dan massa tandingan untuk membubarkan diri. Jalan Pemuda yang tadinya ditutup akhirnya pada pukul 09.00 WIB barangsur dibuka.
Veronica mengatakan ratusan mahasiswa Papua akhirnya membubarkan diri dan kembali ke asrama mereka yang berada di bilangan Kalasan, Tambaksari, Surabaya.
"Saat ini, teman-teman sudah kemabli ke asrama, tiga orang yang luka juga telah mendapatkan perawatan medis dengan baik, oleh teman-temannya," kata dia.
Sementara itu, juru bicara siswa Papua, Dorlince Iyowau mengatakan, dalam aksi ini, mahasiswa Papua dari se-Jawa-Bali ini menuntut hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua.
Hal itu, biasa diperingati para mahasiswa Papua selama bertahun-tahun sebelumnya.
"Aksi tadi memperingati 57 tahun yang setiap tahunnya kami memperingatin. Namun kali ini kami pusatkan di Surabaya, karena kota ini tingkat represif kepada kawan-kawan selama ini masif," kata dia. (frd)