Benteng Beaufort, 1982
Kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, ke tempat suci yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, oleh umat Islam disebut Al-Haram Al-Sharif –yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha– pada hari Selasa 3 januari 2023 menuai kontroversi.
Kontroversi tak hanya di kalangan umat Islam tapi juga di kalangan warga dan politisi Israel sendiri. Itamar Ben-Gvir tidak boleh naik ke Temple Mount, kata pemimpin oposisi dan mantan Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, seperti dikutip surat kabar Times of Israel, Senin 2 Januari 2023.
Tindakan nekat menteri ultrakanan itu dinilai provokatif dan sengaja akan membahayakan. Tapi, Ben-Gvir takkan menunda kunjungan -- meskipun ia telah membicarakan hal itu pada Benjamin Netanyah, mantan PM Israel yang kini oposisi.
Namun, toh pada hari Selasa, Ben-Gvir melanjutkan kunjungan tersebut, dengan mengatakan bahwa pemerintah Israel “tidak akan menyerah pada ancaman Hamas.”
Memang, kelompok-kelompok militan di Palestina pun bereaksi atas kunjungan Ben-Gvir itu. Kementerian Luar Negeri RI pun menyatakan protes dan memberikan sikap jelas akan pentingnya perdamaian di wilayah sengketa Palestina-Israel.
As'ad Said Ali, mempunyai catatan khusus akan konflik di Timur Tengah. Ia tak secara khusus bicara soal Palestina atan Israel di kawasan sengketa. Tapi, catatan penulis buku "Perjalanan Intelijen Santri" ini menunjukkan suatu pengamatan yang indah karena ungkapan empiris (Redaksi):
Mei 1982 bersama dua kolega bertugas ke Libanon Selatan antara lain sempat mengunjungi benteng Beafort yang terletak di desa Arnoun, Kalaat Chelif, TIRUS (TYRE) , Provinsi Nabatiyah, Libanon Selatan dan menjadi tamu para pejuang Palestina dan Libanon. Dua prajurit tersebut anggauta milisi pejuang Palestina. Satu bulan kemudian benteng itu jatuh ketangan Israel yang menyerbu sampai Beirut, meskipun akhirnya menarik diri setelah 2 tahun mendudukinya,,berkat kegigihan pejuang Libanon,dan Palestina.
Benteng tersebut mempunyai nilai tinggi yang menjadi saksi sejarah Libanon khususnya perang Salib yang silih berganti diduduki pasukan dari Eropa dan pasukan Arab dan Islam. Setelah Sultan Salahudin Al Ayaubi merebut Beaufort dari Raja Renauld ,berdasarkan perjanjian diantara keduanya - Beaufort diserahkan kepada Salahudin al-Ayyubi (Saladin), sebaliknya setelah pasukan Salib kembali ke Eropa, Solahudin Al Ayubi memberikan kebebasan kepada suku suku Kristen tetap memeluk agamanya.
Beafort berdiri diatas bukit dan sisi utara diinding bukit setinggi 250 mtr dan dibawah bukit mengalir Sungai Litani. Dari atas benteng, ke arah Selatan tampak kota Haifa di Israel, dan arah barat daya tampak kota Tirus, kota paling selatan Libanon di perbatasan dengan Israel. Pemandangannya sangat memikat, kearah Barat , lautan Tengah yang tenang, kearah Selatan wilayah Israel Utara, kearah Timur lembah Nabatiah yang cantik dan keutara tampak kota Sydon/:Saida dan kalau malam temaram lampu lampu yang menerangi kota Beirut jelas terlihat. Negeri yang cantik, dihuni muslim Sunni, muslim Shiah, nasrani Maronit , Druzi yang hidup damai sejak perdamaian Taiff 1999.
Terakhir berkunjung ke Beaufort pada Oktober 2011, antara lain mengunjungi post pasukan Garuda yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB , UNIFIL di dekat kota Tyre. Tentu saja saya selalu terbayang negeri yang indah, penduduknya yang ramah dan gadis Libanon yang sangat cantik dan menawan. Rasanya setiap saat ingin berkunjung ke sana.
DR KH As'ad Said Ali
Pengamat Sosial-Politik, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Penulis buku "Perjalanan Intelijen Santri" (2021).