Bengawan Solo Siaga Merah
Wakil Gubernur Jawa Timur minta seluruh masyarakat yang ada di sepanjang aliran Bengawan Solo mewaspadai ancaman banjir yang terjadi akibat meningkatnya debit sungai.
Menurut Gus Ipul, Pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menunjukkan jika sejak Selasa 28 November 2017 pukul 20.00 WIB malam, kondisi pintu air Jurug yang berada di Solo mulai meningkat pada level Siaga Kuning.
"Pergerakan air terus dipantau hingga akhirnya pada pukul 22.00 WIB air bergerak pada level siaga merah," kata Gus Ipul dalam keterangan persnya, Rabu 29 November 2017.
Menurut Gus Ipul, tim dari Pusdalops BPBD saat ini sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk segera mengirimkan alert. "Tadi malam diputuskan jika pergerakkan air akan cepat sampai Ngawi hanya butuh waktu 10 jam," ujarnya.
Seluruh BPBD di sepanjang alirang Bengawan Solo mulai Ngawi, Madiun, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik juga diminta waspada.
Dari beberapa daerah ini, Bojonegoro yang kemungkinan paling banyak terimbas karena Bengawan Solo membelah 14 Kecamatan di Bojonegoro.
"Pada pukul 06.30 WIB, Pusdalops BPBD Jatim menerima informasi kondisi air yang berada di bibir sungai sudah mulai meluber ke jalan desa. Terpantau genangan telah sampai di Desa Waru Tengah, Gandri kecamatan Pangkur, Desa Simo dan Sumengko Kecamatan Kwadungan dengan ketinggian sekitar 15cm," kata Gus Ipul.
Selain kewaspadaan Bengawan Solo, beberapa sungai yang merupakan anak Bengawan Solo juga diminta waspada. Di Ponorogo misalnya, pintu air Sekayu yang berada di Ponorogo pada pukul 06.00 WIB pagi tadi juga berada pada titik siaga kuning.
Artinya pergerakan air ke arah Ngawi dari Ponorogo akan bertambah, mengingat pada waktu yang sama pintu air Jurug masih melebihi papan ukur pintu air.
"Waspada tapi warga tetap harus tenang, silakan ikuti dan selalu pantau arahan pemerintah daerah masing-masing sehingga kesiapsiagaannya bisa mengurangi dampak risiko bencana," kata Gus Ipul. (wah)