Bengawan Solo Meluap, Ratusan Hektare Padi di Bojonegoro Terancam Puso
Meluapnya Sungai Bengawan Solo akibat curah hujan tinggi telah mengancam ratusan hektare tanaman padi di wilayah Kecamatan Baureno dan Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Kondisi debit air yang berada di level Siaga II membuat air sungai melimpas ke area persawahan, menenggelamkan tanaman padi berusia sekitar 70 hari.
Para petani khawatir kondisi ini akan menyebabkan gagal panen atau puso, terutama karena air terus bertambah akibat hujan deras yang tidak bisa mengalir ke sungai Bengawan Solo. "Air mulai masuk ke sawah sejak kemarin. Chek Dam tidak bisa dibuka karena volume air di sungai sudah tinggi," ujar Hadi, warga Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro.
Tanaman padi yang mulai berbulir sangat rentan terhadap kerusakan jika terendam air terlalu lama. "Jika hujan terus terjadi dan air tidak segera surut, padi bisa membusuk dan gagal panen," tambahnya.
Beberapa sawah di Kecamatan Kanor dan Baureno sudah tenggelam, dan kondisi ini semakin memprihatinkan bagi petani. Meskipun panen masih beberapa bulan lagi, petani berharap air segera surut agar tanaman padi dapat terselamatkan.
Para petani berharap intensitas hujan berkurang dan air sungai Bengawan Solo segera surut. Mereka juga berharap pemerintah daerah memberikan solusi untuk mengatasi luapan air dan mencegah kerugian besar bagi para petani.
Melihat kondisi ini, diperlukan langkah cepat untuk menangani banjir dan melindungi lahan pertanian dari dampak buruk yang lebih luas. Jika tidak segera diatasi, meluapnya Bengawan Solo dapat berdampak signifikan pada ketahanan pangan di wilayah ini.