Bengawan Solo di Bojonegoro Dekati Siaga Kuning Banjir, Trend Naik
Sungai Bengawan Solo yang mengalir di Bojonegoro meningkat hingga masuk siaga kuning pada Selasa 24 Desember 2024. Menyusul hujan yang terjadi hulu sungai dan sebagian di Kabupaten Bojonegoro dalam dalam dua hari ini.
Data di papan duga dari Perum Jasa Tirta Divisi Jasa Asa III Bengawan Solo yang disebarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan, pada pukul
Pada pukul 18.00 WIB tinggi muka air di papan duga 12.90 phielschaal atau mendekati siaga kuning (siaga II) banjir. Disebutkan, air sungai terpanjang di Pulau Jawa cenderung naik dalam beberapa jam ke depan ini.
Dengan status siaga kuning, sejumlah tempat di Bojonegoro sudah mulai digenangi air. Terutama areal persawahan yang ditanami padi di musim tanam kedua di Desa Ngablak dan Desa Ngulanan, di Kecamatan Dander, juga di beberapa desa di Kecamatan Baureno dan Kecamatan Kanor mulai digenangi banjir.
Sedangkan di Bojonegoro, daerah yang rawan banjir. Seperti di beberapa kelurahan/desa di Kecamatan Kota Bojonegoro. Seperti Kelurahan Ledok Kulon, Kelurahan Ledok Wetan, Kelurahan Jetak, dan Kelurahan Mulyogung. Kemudian beberapa desa di Kalitidu, Balen, Kanor, Padangan dan Baureno. “Air memang sedang naik,”ujar Utomo, warga Ledok Kulon, Kecamatan Bojonegoro pada Selasa 24 Desember 2024.
Selain itu, siaga kuning yang mesti diwaspadai warga yang tinggal di hilir Sungai Bengawan Solo. Beberapa kecamatan di Kabupaten Tuban, seperti di Kecamatan Soko, Kecamatan Rengel, Plumpang serta di Kecamatan Widang. Kemudian beberapa kecamatan di Kabupaten Lamongan. Yaitu Kecamatan Maduran, Turi, Karanggeneng, Karangbinangun, Deket dan Kecamatan Glagah.
Pekan lalu, ancaman puso pada tanaman padi seluas 900 hektare lebih, membayangi petani di sejumlah desa di Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro pada Rabu 18 Desember 2024. Menyusul tanggul jebol di Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor, Bojonegoro akibat luapan Bengawan Solo, pada Rabu 18 Desember 2024 dini hari.
Tanaman padi seluas 900 hektare yang terancam puso, berada di Desa Kauman, Desa Pomahan, Desa Pucangarum, dan Desa Karangdayu Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Sebagian tanaman padi puso juga dialami warga di Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor, Bojonegoro. Dua kecamatan di Kabupaten Bojonegoro itu lokasinya bersebelahan, tepatnya di utara timur laut Kota Bojonegoro.
Tanggul jebol di Desa Kedungprimpen, kerap terjadi, terutama jika musim hujan datang. Curah hujan tinggi yang diiringi naiknya debit air di Sungai Bengawan Solo, membuat airnya meluber ke daratan. Sebagian luberan air kiriman dari hulu sungai terpanjang di Pulau Jawa ini, berdampak pada banjir di hilir sungai. Seperti beberapa desa di Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban dan Lamongan.