Bendera dan Doktrin HTI, Hadis Dhaif
Pernyataan Ismail Yusanto, jubir Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebelum dinyatakan dilarang, mengatakan HTI tidak mempunyai bendera. Ia mengatakan, bendera berlafaz kalimat tauhid itu adalah bendera Rasulullah.
Atas pernyataan ini, Ustadz Muhammad Ma'ruf Khozin, Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur memberikan pernyataan khusus untuk ngopibareng.id, berikut:
Hizbut Tahrir sudah nyata-nyata menyiapkan sistem pemerintahan Negara Khilafah. Hanya saja mereka belum menggunakan senjata untuk mengambil alih kekuasaan. Mereka berharap ada satu rezim yang memberikan kekuasaan kepada Hizbut Tahrir. Saya tidak tahu, apakah ini mimpi atau kemustahilan.
Untuk Royah dan Liwa' kita mengakui keabsahan hadis tersebut, tidak kami pungkiri. Hanya saja kita menolak doktrin dari Hizbut Tahrir:
1. Fungsi Royah dan Liwa' sudah dinyatakan sendiri oleh Hizbut Tahrir bahwa kedua adalah sebagai pertanda bagi Nabi dalam berperang dengan orang kafir. Fungsi bendera negara bangsa hari ini tidak sama dengan dahulu. Makanya seperti Arab Saudi yang mengaku negara Islam pun bendera memakai warna hijau meskipun ada kalimat Tauhid di dalamnya.
2. Kalimat Tauhid yang terdapat dalam bendera bersumber dari hadis dlaif. Karena yang meriwayatkan adalah bersumber dari jalur Hayyan bin Ubaid. Menurut Al Hafidz Adz-Dzahabi yang mengutip dari Ibnu Abi Hatim adalah perawi yang tidak diketahui (majhul).
Dengan demikian hadis ini tidak bisa dijadikan hujjah bahwa bendera Nabi memiliki kalimat Tauhid, apalagi dibuat propaganda bahwa bendera yang diimajinasikan Hizbut Tahrir sebagai bendera Islam.
"Dengan demikian hadis ini tidak bisa dijadikan hujjah bahwa bendera Nabi memiliki kalimat Tauhid, apalagi dibuat propaganda bahwa bendera yang diimajinasikan Hizbut Tahrir sebagai bendera Islam."
2. Kalimat Tauhid yang terdapat dalam bendera bersumber dari hadis dlaif. Karena yang meriwayatkan adalah bersumber dari jalur Hayyan bin Ubaid. Menurut Al Hafidz Adz-Dzahabi yang mengutip dari Ibnu Abi Hatim adalah perawi yang tidak diketahui (majhul).
Dengan demikian hadis ini tidak bisa dijadikan hujjah bahwa bendera Nabi memiliki kalimat Tauhid, apalagi dibuat propaganda bahwa bendera yang diimajinasikan Hizbut Tahrir sebagai bendera Islam.
Saat Hizbut Tahrir belum menjadi organisasi terlarang mereka membanggakan bendera itu sebagai bendera mereka, setiap acara mereka pasang dan dikibarkan. Giliran ormas mereka dilarang tiba-tiba membuat propaganda bahwa itu adalah bendera Umat Islam. (adi)
Advertisement