Benda Peninggalan Rasulullah Dipamerkan di Probolinggo
Benda-benda peninggalan sejarah dari masa Nabi Muhammad SAW, para sahabat nabi, hingga era Turki Usmani hadir di Kota Probolinggo. Sedikitnya 37 artefak dipamerkan di Rumah Dinas Walikota, Jalan Panglima Sudirman: 1 Probolinggo.
Sebenarnya, artefak sebanyak itu sudah tiba di kota berjuluk Bayuangga itu sejak sekitar sebulan lalu. Tetapi tidak diekspos ke publik karena alasan masa pandemi Covid-19.
Penyelenggara pameran, Taufik Hidayat mengaku khawatir jika diekspos akan memicu kedatangan warga dalam jumlah besar. Sebab, kerumunan massa dalam jumlah besar jadi hal yang harus dihindari di masa pagebluk Covid-19.
Tetapi ketika Gubenur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa singgah ke Rumah Dinas Walikota, Selasa lalu, 18 Agustus 2020, muncul saran berbeda. “Ibu gubernur menyarankan agar benda-benda artefak Rasulullah itu diekspos demi tujuan dakwah. Tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Opik, panggilan akrab Taufik Hidayat, Kamis, 20 Agustus 2020.
Bahkan gubernur mengapreasiasi rencana Walikota Hadi Zainal Abidin membuat museum yang mewadahi beragam artefak tersebut. “Artefak peninggalan Nabi Muhammad SAW merupakan kekuatan baru yang dimiliki Pemkot Probolinggo di sektor pariwisata," katanya.
Mantan Menteri Sosial (Mensos) itu menambahkan, sebagian artefak yang diboyong ke Probolinggo merupakan koleksi Galeri Warisan Museum Artefak Rasulullah (Galeri Warisan MAR). Galeri ini milik Abdul Manan Gembong, yang telah teruji kebenarannya karena telah bersertifikat Saudi Commission for Tourism and National Heritage.
Jika dikembangkan menjadi museum, Kota Probolinggo menjadi kota pertama, paling tidak di Jawa Timur, yang memiliki museum artefak Rasulullah SAW. "Bila dikembangkan bisa menjadi referensi wisata religi yang dapat dinikmati masyarakat Indonesia, bahkan juga masyarakat terdekat dari wilayah Indonesia, yakni Malaysia dan Brunei Darussalam," tuturnya.
Mini Private Exibition Artefak Peninggalan Rasulullah SAW merupakan bagian dari Program Jelajah Nusantara Pameran Artefak Rasulullah dan para sahabat yang dibuka untuk kalangan terbatas dan tertutup. Kunjungan pameran itu sementara diberlakukan dan dikoordinatori oleh masing-masing kelurahan dan kecamatan dengan cara mendaftar terlebih dahulu ke Bagian Kesra Setda Kota Probolinggo.
Pengunjung yang datang dibatasi maksimal 30 orang yang dibagi ke dalam delapan sesi dan diberlakukan masuk ke ruang artefak secara bergantian dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Sejak dibuka sekitar sebulan lalu, kata Opik, pameran artefak itu sudah dikunjungi sekitar 6.000 orang. Setiap hari sekitar 200 orang mengunjungi tempat pameran. “Bahkan awal-awal pameran dibuka sampai malam hari,” katanya.
37 Artefak
Seperti apa artefak-artefak yang dipamerkan di Probolinggo? “Kami memboyong sebanyak 37 item artefak ke Probolinggo. Karena keterabatasan ruangan, yang dipamerkan 21 item,” kata Opik.
Di ruang tamu Rumah Dinas Walikota dipamerkan sebanyak 12 artefak dan di ruang tengah dipajang sebanyak sembilan artefak. Di ruang tamu, pengunjung bisa menyaksikan artefak yang tidak terkait langsung dengan Rasulullah SAW. Di antaranya, ada baju zirah (baju perang) semasa Turki Usmani, pedang Khalid bin Walid, kain kiswah kakbah semasa Turki Usmani, hingga batu sijjil.
Di ruang tengah, terdapat benda-benda yang lebih pribadi menyangkut Rasulullah SAW. “Ada darah bekas bekam Rasulullah, rambut dan janggut (jenggot) Rasulullah, bekas tapak kaki Rasulullah, hingga sorban Rasullah,” ujar Ustad Sandy, mu’arif (pemandu) pameran artefak.
Kepada pengunjung yang “celingukan” saat menatap sejumlah batu seukuran buah kurma di dalam etalase kaca, Sandy mendekati. “Ini batu-batu sijjil, yang dibawa burung ababil untuk dijatuhkan kepada Abrahah dan bala tentaranya yang hendak menyerang kakbah,” katanya.
Ustad Sandy pun mewanti-wanti pengunjung agar meluruskan niat. “Tolong diluruskan niat, Anda datang ke sini jangan sampai untuk mengultuskan benda-benda ini. Tetapi berusaha meneladani sosok teladan di balik benda fisik ini,” katanya.
Sosok teladan itu tentu saja Rasulullah SAW sebagai uswatun hasanah (suri teladan). Juga suri teladan dari para sahabat hingga pengikut Rasulullah di masa Turki Usmani. Bahkan, kisah kelam kebinasaan Abrahah dan bala tentaranya yang hendak menghancurkan kakbah bisa menjadi menjadi elajaran, bagi orang-orang yang mau berpikir.
Disinggung keaslian benda-benda artefak tersebut, Ustad Sandy mengatakan, berasal dari koleksi Abdul Manan Gembong. “Beliau dibantu Sultan Brunei, mengumpulkan artefak-artefak itu di berbagai tempat di Timur Tengah,” katanya.
Semua pengunjung bisa menyaksikan benda-benda artefak secara gratis. Penyelenggara hanya menyediakan kotak infak yang sifatnya sukarela bagi pengunjung yang ingin berderma.
Senada dengan Gubernur Jatim, Walikota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin mengatakan artefak peninggalan Rasulullah SAW itu bila diwadahi dalam museum, berpeluang menjadi magnet. Habib Hadi, panggilan akrab walikota, yakni, museum tersebut bisa mampu menarik perhatian masyarakat luas, tidak terkecuali wisatawan mancanegara.
"Kami berharap dalam waktu dekat, fisik dari museum artefak peninggalan Rasulullah bisa segera dibangun di Kota Probolinggo," ujarnya.