Beda Nasib dengan Johni! Aksi Heroiknya Cuma Disalami Saja
Pada peringatan 17 Agustus 2018, ada si bocah viral yang menyita perhatian atas aksi heroiknya memanjat tiang bendera.
Yohanes Ande Kala Marcal alias Johni, ikut membantu membetulkan tali bendera yang lepas dan tersangkut di ujung tiang bendera. Aksi heroik Johni tersebut terekam oleh pemilik akun Facebook Ika Silalahi dan menjadi viral di media sosial.
Berkat keberaniannya tersebut, Johni pun diganjar sejumlah hadiah. Bocah 13 tahun ini langsung diundang Mepora Imam Nahrawi untuk menyaksikan pembukaan Asian Games 2018. Beasiswa hingga bangku kuliah dari Mendikbud Muhadjir Effendy, PLN dan TNI.
Tak berhenti sampai di situ saja keberuntungan Johni. Ia mendapat uang tunai dari pengacara kondang Hotman Paris sebesar Rp25 juta, plus tambahan Rp25 juta dari rekan Hotman sesama pengacara.
Selain itu, Johni girang bisa bertemu idolanya, Via Vallen hingga puncaknya, Johni bertemu Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Bahkan, Johni akan mendapatkan sepeda dan rumah dari sang Presiden. Luar biasa!
Kisah viralnya Johni mengingatkan warga kampung di wilayah perbatasan NKRI, Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, pada aksi heroik Resa Mangar.
Karel Ridolof Labok, salah satu warga Aru melalui Facebooknya menceritakan bahwa aksi Johni pernah dilakukan Resa saat upacara HUT ke-14 Kabupaten Kepulauan Aru. Tepatnya pada 18 Desember 2017 di Lapangan Yos Sudarso. Kota Dobo.
"Lihat Johni, bocah SMP di perbatasan NKRI tepatnya Provinsi NTT yang viral di seluruh media nasional karena aksi heroiknya memanjat tiang bendera, hingga sang saka merah putih bisa berkibar lagi saat upacara bendera dalam rangka peringatan HUT RI ke-73 tahun 2018 lalu," tulis Karel dikutip dari media lokal Kepulauan Maluku, Lelemuku.com.
Menurut penjelasan Karel, aksi Johni dan Resa saat itu sama persis. Di mana tali terlanjur lepas dari tangan pengibar bender dan kedua bocah itu dengan berani memanjat tiang bendera hingga ujung, untuk membawa kembali tali yang mengaitkan bendera.
"Saya jadi teringat aksi yang sama dilakukan oleh Resa Mangar, bocar di kampung wilayah perbatasan NKRI, tepatnya di Kota Dobo," ungkap Karel.
Namun Karel menyayangkan bahwa nasib antara Johni dan Resa sangat jauh berbeda. Johni menjadi pahlawan sang saka Merah Putih saat upacara dipimpin oleh Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan.
Sedangkan Resa menjadi pahwalan saat upacara dipimpin oleh Bupati Kepulauan Aru, Johan Gonga dan wakilnya Muin Sugalrey.
"Johni setelah aksi heroiknya viral di media nasional, lalu diperlakukan negara secara 'luar biasa', terbang ke Jakarta ketemu Menteri, Pangab TNI dan Presiden, dapat beasiswa hingga dijamin masuk tentara sesuai cita-citanya," beber Karel.
Namun Resa, bocah putus sekolah ini hanya diperlakukan biasa saja. Ia cuma dapat salaman dari pihak terkait dalam upacara HUT Kepulauan Aru kala itu.
Ironisnya, setelah itu tak ada apresiasi 'mewah' untuk Resa dan keluarganya. "Resa setelah aksi heroik, viral hanya di media sosial lokal, lalu dapat jabat tangan dari pihak terkait dan diperlakukan secara 'biasa di luar'.
Tak terdengar lagi kabarnya hingga kini, kembali ke hidupnya yang tetap miskin bersama orangtuanya. Entah cita-citanya tercapai atau tidak," sindir Karel.
Ia pun berharap, seharusnya perlakuan kedua bocah penyelamat pengibaran bendera sang saka Merah Putih ini haruslah seimbang.
"Memang untuk dua bocah ini, negara harusnya hadir secara seimbang," tegas Karel. (yas)