Bencana Kemanusiaan, Soal Bantuan Perbatasan Suriah Dihentikan
Operasi bantuan lintas batas ke Suriah dapat memicu "bencana kemanusiaan" baru di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut akan mengalami kegagalan. Hal itu bila operasi bantuan itu dihentikan sebelum berakhir bulan depan.
Demikian ungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat 25 Juni 2021. Jutaan orang bergantung pada bantuan yang saat ini disalurkan dari Turki langsung ke barat laut Suriah dalam pengaturan yang disahkan oleh Dewan Keamanan PBB.
WHO membuat pernyataannya menjelang apa yang diperkirakan akan terjadi bulan depan antara anggota Dewan Keamanan Barat yang mendukung pembaruan penyeberangan, dan Rusia yang telah memblokir operasi lintas batas lainnya sebelumnya.
Hak Veto Rusia
Moskow, yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan dan telah mendukung perjuangan Presiden Suriah Bashar al-Assad melawan pemberontak, berpendapat bahwa bantuan dapat dikirim ke Suriah utara dari ibu kota Damaskus.
"Respons lintas batas PBB skala besar selama 12 bulan tambahan tetap penting untuk menyelamatkan nyawa," kata juru bicara WHO Christian Lindmeier kepada wartawan di Jenewa, seperti dikutip dari The New Arab, Sabtu 26 Juni 2021.
"Kegagalan untuk memperbarui otorisasi lintas batas PBB akan sangat mengurangi operasi kemanusiaan pusat dan menjerumuskan barat laut Suriah ke dalam bencana kemanusiaan lainnya," tambahnya.
Resolusi Konflik
Sekitar 1.000 truk menggunakan penyeberangan Bab al-Hawa setiap bulan untuk mengirimkan bantuan dan obat-obatan, termasuk vaksin COVID-19, kepada sekitar 2,4 juta orang yang terkurung di sepanjang perbatasan Turki, menurut badan-badan PBB.
"Penghentian pasokan ini dapat menyebabkan peningkatan penyakit dan kematian," kata Lindmeier.
Dia mengatakan upaya PBB untuk membuat rute pasokan dari Damaskus tidak berhasil dan tidak ada konvoi yang berhasil melewatinya dalam 11 bulan terakhir.
Sebuah resolusi membutuhkan sembilan suara yang mendukung dan tidak ada veto dari salah satu dari lima anggota tetap Rusia, China, Amerika Serikat, Prancis dan Inggris. Dalam dekade terakhir, dewan telah terpecah di Suriah - Rusia telah memveto beberapa resolusi terkait Suriah, yang sering didukung China.
Advertisement