Bencana Kelaparan, Dipicu Kekeringan Panjang di Somalia
Somalia sedang menderita. Kondisi alam karena kekeringan yang terjadi menyebabkan hanya warga Somalia mengalami kelaparan yang sagat memprihatinkan.
Lebih dari 6 juta warga Somalia membutuhkan bantuan untuk bertahan hidup. Somalia mengalami kekeringan terburuk dalam 40 tahun terakhir karena hujan tidak turun dalam empat musim berturut-turut.
Akibatnya, tanaman kacang, jagung dan kedelai yang biasa mereka tanam menjadi layu. Pun dengan hewan ternak mereka seperti kambing mati kelaparan di tengah semak belukar yang berada di sekitar.
Dengan fokus global mengacu pada Ukraina, badan bantuan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa ingin menarik perhatian mereka kepada bencana kelaparan di Somalia yang lebih dahsyat dari tahun 2011 silam. Saat itu, lebih dari seperempat juta warga meninggal dunia dengan mayoritas korban tewas adalah anak-anak berusia di bawah lima tahun.
Campur Tangah Eksternal
Reuters mencatat campur tangan eksternal sangat diperlukan untuk mencegah bencana kelaparan yang membayangi enam wilayah di Somalia, tempat tinggal 15 juta warga. PBB berencana untuk mengalokasikan bantuan darurat sebesar 15 persen dari dana global yang mereka terima.
Sejauh ini, 2,8 juta warga telah mendapatkan bantuan. Sementara 3,1 juta lainnya akan dibantu jika lebih banyak dana yang masuk. Sisanya, masih berada di luar jangkauan, di mana mereka tinggal di daerah pedalaman, kekeringan dan berada dalam situasi konflik.
“Kami membutuhkan uang tunai untuk menghindari risiko kelaparan,” kata Wakil Direktur World Food Programme untuk Afrika, Rukia Yacoub, kepada Reuters.
Di kamp, orang membuat rumah dari terpal berwarna oranye, potongan kain dan plastik yang dibentangkan di atas tongkat. Rumah tersebut hanya memiliki jamban dari lembaran besi bergelombang. Pendatang berkerumun di sekitar tenda di mana staf pemberi bantuan memberi tahu bahwa bantuan belum tersedia saat ini.