Bencana Kekeringan Meluas, Ini Langkah BPBD Lamongan
Kemarau panjang yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Lamongan tahun ini, membuat BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Lamongan terus berupaya meringankan beban masyarakat terdampak kemarau panjang.
Sebanyak 85 desa terdampak kekeringan menjadi perhatian pemerintah daerah. BPBD Lamongan setiap hari disibukkan dengan dropping air bersih ke beberapa wilayah yang terdampak kekeringan dan krisis air bersih.
Kepala BPBD Lamongan, Yuhronur Efendi, mengatakan pihaknya akan terus bersiaga untuk menanggulangi dampak kekeringan warga.
"Tim BPBD Lamongan menyiapkan bantuan droping air bersih, 1 x 24 jam, setiap hari," kata Yuhronur, yang juga merupakan Sekda Lamongan.
Permintaan suplai air bersih dari sejumlah desa pun diakuinya semakin meningkat tajam. Pengajuan baik dari pihak Desa ataupun Kecamatan yang terdampak kekeringan tersebut terus mengalir.
Lebih lanjut, ia mengatakan akan terus melakukan pengecekan di lapangan. BPBD Lamongan juga terus stand by sembari menunggu informasi dan laporan dari camat, karena dari informasi itu sebagai acuan peluncuran dropping air ke warga.
"Tim kami tetap melakukan survey lapangan, utamanya di titik-titik yang berada di wilayah rawan kekeringan," ujarnya.
Kebanyakan warga saat musim kemarau semula mengandalkan air yang ada di embung-embung, waduk, dan sumur. Sementara sejumlah sumber air tersebut saat ini sudah kering kerontang.
Untuk itu, BPBD Lamongan memastikan siaga terus, untuk membantu warga yang mengalami krisis air bersih.
"Kita sudah melakukan upaya, ada beberapa unit mobil tangki air yang sudah kita siapkan untuk droping ke warga yang terdampak kekeringan," terangnya.
Yuhronur menambahkan, kini ada sebanyak 85 desa yang tersebar di 17 kecamatan. Diantaranya berada di Kecamatan Lamongan, Tikung, Sugio, Mantup, Kembangbahu, Sukodadi, Sarirejo, Modo, Bluluk, Sukorame, Kedungpring, Sambeng, Glagah, Babat, Brondong dan Karangbinangun.
"Itu yang sudah kami inventarisir, dan akan kita tindaklanjuti bersama Tim BPBD Lamongan," ungkapnya.
Ia mengaku sudah menghimbau kepada para kepala desa, agar cepat tanggap mengajukan permintaan pengiriman air bersih, jika memang sudah membutuhkan.
Air yang disuplai ke warga terdampak adalah air bersih, dan tanpa dibebani biaya sepeserpun, alias gratis.
"Air bersih diberikan gratis. Hanya mekanisme permintaan yang wajib dipenuhi, yaitu mulai dari kepala desa, kemudian melalui camat, dan ditujukan ke bupati," terangnya.
Pihaknya juga berjanji akan terus mendistribusikan air bersih sesuai permintaan masyarakat. Ia pun yakin bisa mengatasi masalah kekeringan yang melanda 85 desa tersebut.
"Tentunya berdasarkan pengalaman kita di tahun-tahun sebelumnya, kekeringan ini pasti kita bisa tanggulangi," pungkasnya.