Bencana Asap, Orang Malaysia Sebut Indonesia Bertungkuslumus?
Sebuah pesan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo viral di media sosial. Pesan itu viral karena dibumbui balasan dari seorang sahabat Doni yang ada di Malaysia.
Dan berikut pesan dari Doni Monardo:
Pak Datuk yg baik,
Sekedar informasi bahwa hujan buatan telah berhasil dilakukan melalui TMC, kerjasama TNI, BPPT dn BMKG yg di koordinir oleh BNPB. Sejak jumat sore sp pagi ini sdh hujan di 6 Prop yg rawan kebakaran. Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kateng dn Kalsel.
Bgmn dg udara Kuala Lumpur dsktnya saat ini ?
Smg udara sudah bagus, anak2 sudah bisa sekolah, penduduk Malaysia tdk pakai masker lagi.Terima kasih juga atas dukungan Pak Datuk.
Salam Hormat, Doni Monardo.
Pesan dari Doni ini lantas berbalas:
Alhamdulillah! Hari ini KL (Kualalumpur) dah cerah! Anak2 sudah sekolah kembali! Thanks Kepada Kakanda Doni & Team yg telah Bertungkuslumus setiap hari!
Semoga mendapat balasan yg setimpal dari Allah SWT. Amiiiiiiin
Sementara itu, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo membenarkan adanya pesan itu.
Menurut Agus Bertungkuslumus adalah sebuah peribahasa Melayu yang berarti kerja keras, luar biasa yang dilakukan siang dan malam.
Agus mengatakan, selama beberapa hari terakhir, upaya hujan buatan memang telah berhasil dilakukan. Beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan saat ini telah turun hujan.
"Pantauan hujan dalam 24 jam terakhir ada di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan," kata Agus dalam pesan tertulis yang diterima ngopibareng.id, Rabu, 25 September 2019.
Data yang dimiliki BNPB menunjukkan hingga saat ini titik panas atau hotspot berkurang drastis dari yang sebelumnya pada Senin, 23 September 2019 mencapai 3.150 titik, saat ini menjadi 1.744 titik.
Hujan yang turun juga menjadikan kepekatan asap juga mulai berkurang. Langitpun juga mulai terang dan membiru.
Sekadar diketahui, sejak kedatangan Presiden Joko Widodo ke Riau pada 16 September 2019, pemerintah terus mengupayakan pembuatan hujan buatan dengan menambah empat pesawat masing-masing dua untuk Kalimantan dan Sumatera.
Terkait kebakaran hutan sendiri, polisi juga telah menetapkan 323 orang tersangka dan 14 koorporasi.
Penyegelan telah dilakukan pada 52 perusahaan di Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah seluas 8.931 hektar.
Advertisement