Angin Kencang Serbu Batu, Ribuan Warga Diungsikan
Angin kencang menyerbu sebagian kawasan di Kota Batu. Khususnya, dialami warga Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, pada Minggu 20 Oktober, malam hari. Akibatnya, ribuan warga mengungsi.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu menyebutkan, sebanyak 1.270 orang pengungsi sudah dievakuasi yang tersebar di 7 posko. Ketujuh posko itu, adalah Rumah Dinas Wali Kota Batu, Balai Desa Punten, Posko BPBD Kota Batu, Balai Desa Tulungrejo, SDN Punten 1 Kota Batu dan Balai Desa Sidomulyo dan Kantor Lurah Songgokerto, Kota Batu.
Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kota Batu, Abdur Khairur Rochim, menjelaskan akibat angin kencang tersebut, menyebabkan aktivitas warga di Desa Sumberbrantas lumpuh.
"Banyak pohon tumbang. Angin juga mengancam merusak rumah warga dan angin membawa debu yang bisa menggangu kesehatan warga. Sehingga, tidak memungkinkan untuk beraktivitas," terangnya pada Senin 21 Oktober 2019, saat ditemui di Posko BPBD Kota Batu, di depan Hotel Purnama, Desa Sidomulyo, Kota Batu.
Selain itu akibat angin kencang tersebut, Rochim mengatakan, jaringan komunikasi menjadi terganggu dan menyebabkan listrik padam. Seperti dilansir dari data BPBD Kota Batu, pada Minggu 20 Oktober 2019, malam.
Dikabarkan, angin kencang tersebut menelan satu korban jiwa serta beberapa orang mengalami luka-luka dan gangguan pernapasan.
"Untuk hari ini datanya ada 25 orang yang luka-luka dan sesak napas. Ada 4 orang yang di-opname di Rumah Sakit Hasta Brata dan Karsa Husada," tutur Rochim.
Sementara itu, Rochim mengabarkan untuk bangunan rumah warga yang rusak sampai saat ini, ada sekitar 20 unit rumah.
Terlihat di lokasi Posko BPBD Kota Batu, ada dua tenda komando berukuran besar yang digunakan untuk mengevakusi pengungsi.
Salah seorang pengungsi, Slamet, 30 tahun, asal Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, mengatakan sejak Minggu kemarin, selepas waktu Maghrib, ia berada di posko tersebut.
"Karena anginnya kencang, bawa debu, juga merusak atap rumah saya. Bakda Maghrib, BPBD datang, lalu saya dibawa kesini, sama ratusan warga yang lainnya," tutup pria yang berprofesi sebagai petani tersebut.