Benarkah Gus Mus Liberal? Ini Kesaksian Kaum Santri
KH Ahmad Mustofa Bisri, Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibiin, Rembang, seorang di antara ulama yang petuahnya ditunggu-tunggu umat. Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini, seorang di antara Guru Bangsa dari Pesantren.
KH Mustofa Bisri Lahir di Rembang, Jawa Tengah, 10 Agustus 1944, dari keluarga santri. Kakeknya, Kiai Mustofa Bisri adalah seorang ulama. Demikian pula ayahnya, KH Bisri Mustofa, yang tahun 1941 mendirikan Pondok Pesantren yang kini diasuh Gus Mus itu.
Gus Mus dididik orangtuanya dengan keras apalagi jika menyangkut prinsip-prinsip agama. Pernah nyantri di Pesantren Lirboyo, Kediri dan Pesantren Krapyak, Yogyakarta.
Pada 1964, Gus Mus dikirim ke Kairo, Mesir, belajar di Universitas Al-Azhar, mengambil jurusan studi keislaman dan bahasa Arab, hingga tamat tahun 1970. Ia satu angkatan dengan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
"Sugeng ambal warso Abah KH A. Mustofa Bisri. Mugi pinaringan panjang umur lan sehat sehingga saget bimbing umat Indonesia kagem kesaenan," tutur Arif Afandi, CEO Ngopibareng.id, pada Gus Mus yang pada 10 Agustus 2020 berulang tahun.
Di masyarakat umum beragama penilaian terhadap Gus Mus. Sebagai penyair, sastrawan, budayawan, karena itu ada juga penilaian bahwa Gus Mus itu liberal.
Bagaimana pandangan kaum santri terhadap Gus Mus?
Menurut Mbak Shuniyya, santri dari Jawa Tengah yang kini juga mengasuh pesantren, apakah benar Gus Mus itu liberal?
Bu Nyai Shuniyya Ruhama menjawab:
Iya ... sementara anggap saja itu benar. Sekarang mari kita lihat beliau dari dekat dengan hati dan akalmu......
Lihat saja beliau, yang seumur hidup dipanggil Gus, padahal, beliau itu Kyai Sepuh yang disegani banyak orang, yang ilmunya seperti lautan tak bertepi. Sementara orang baru belajar agama Islam, baru tahu satu dua ayat dijerumuskan teman-temannya dengan sebutan Ustadz... Liberal siapa?
Lihat saja bagaimana beliau selalu sumringah, bersikap melayani, tidak seperti Ndoro yang selalu minta dilayani. Tidak peduli yang sowan itu pejabat atau penjahat , semua diterima dengan tangan terbuka. Tidak pernah menghakimi orang lain. Sementara yang baru saja belajar agama sudah berani menggantikan tugas Malaikat Rokib dan Malaikat Atid, bahkan tidak segan-segan mengambil alih tugas Malaikat Ridwan dan Malaikat Malik... Liberal siapa?
Jika kita sowan ke beliau-pun, dengan senang hati diajak foto bersama. Ingin menyenangkan hati semua orang.. Tidak ada sedikitpun umpatan dan cacian yang akan kita dengar dari lisan beliau yang mulia. Bandingkan saja dengan sebarisan orang yang mengharamkan foto narsis, mencaci, memaki, bahkan tidak segan-segan meneraka-nerakan orang lain. Di saat yang sama, fotonya dengan berbagai gaya dan pose bertebaran di mana-mana... Liberal siapa?
Lihat saja saat beliau terisak di Muktamar NU Jombang 2015, bahkan bersedia mencium kaki para peserta supaya tetap tenang. Kyai Sepuh panutan umat kok mau-maunya menyatakan hal ini.. Sepentara yang di sana jangankan mencium tangan Kyai, sowan saja entah mau entah tidak.. Liberal siapa?
Lihat saja, saat beliau begitu saja menolak jabatan tertinggi dari ormas Islam terbesar di dunia, padahal sudah pernah menjadi pejabat sementara saat Syaikhona Mbah Sahal Mahfudz Pati berpulang ke rofiqul a’la sebelum selesai tugasnya, dan didukung penuh oleh Kyai Sepuh yang lebih senior, beliau hanya tertunduk, menangis, merasa tidak pantas... Lha yang sono tuh, malah mengangkat dirinya sebagai pemimpin ini itu, imam ini itu, setidaknya dijerumuskan teman-temannya sendiri dalam jabatan itu, petentang petenteng padahal ada yang jauh lebih pantas atas sebutan dan jabatan itu... Liberal siapa?
Yang bilang Syaikhina Mbah Yai Mustofa itu Liberal ... MIKIR !!!..
Sugeng ambal warsa kagem Syaikhina Mbah KH. Ahmad Mustofa Bisri ingkang kaping 76.
"Semoga selalu diberikan kesehatan dan umur panjang agar dapat membimbing dan menuntun kita semua.. Al Fatihah..".