Benar-Benar ada, Kopi Biji Salak
Kopi dari biji salak ternyata benar-benar ada. Bukan omongan sambil lalu yang diperdengarkan di warung-warung kopi.
Merk produk UMKM ini adalah KOBISA. Hebatnya produk ini sudah berlabel dan penomeran dari Dinkes. Kopi Biji Salak ini berasal dari Kabupaten Minahasa Tenggara, Povinsi Sulawesi Utara.
Dikemas cantik dalam bentuk bubuk kopi. Selain label Dinkes, produk lebih diyakinkan lagi dengan tulisan 100% biji salak. Salak sebagai bahan baku juga di dapatkan secara khusus dari Pegunungan Pangu di Kabupaten Minahasa Tenggara.
Lantas bagaimana citarasanya? Sebab biasanya, umumnya, semestinya, kopi berasal dari biji kopi. Sementara produk UMKM dari Minahasa Tenggara ini berasal dari biji salak.
Lalu kenapa disebut kopi? Bukankah secara nama sudah sudah berbeda? Kopi dan salak. Berbeda bukan? Memang sama-sama buah, tetapi bentuk fisik dan rasa jelas berbeda.
Sayang, produk ini tidak bisa terkonfirmasi dengan baik. Tidak ada tester yang diseduh laiknya kopi, juga tidak ada yang mampu menjelaskan apa sejatinya kopi biji salak itu. Produk UMKM ini sepertinya asal comot saja dan dipakai sebagai pencitraan UMKM daerah.
"Saya hanya diminta membawa dan dipamerkan di Grandcity Surabaya. Kalau laku oke, kalau tidak lalu ya dibawa pulang," kata penjaga pameran produk unggulan daerah di Grandcity Surabaya beberapa waktu lalu tanpa mau disebut namanya.
Lantas bagaimana tanggapan masyarakat dengan munculnya kopi biji salak dipasaran, apakah laku terjual? Sejauh pengamatan ngopibareng.id selama dua hari pameran berlangsung, stock kopi biji salak masih utuh.
"Tak ada yang terjual, tuh masih utuh," kata ibu penjaga pameran yang lagi-lagi ogah menyebutkan namanya.
Kenapa tidak laku? Padahal di kemasan tertulis iming-iming kenikmatan kopi biji salak tersebut. Plus, mampu menyembuhkan penyakit dan menambah vitalitas pria. Nah loh... (*)