Bella Hadid Disudutkan the New York Times, Dua Lipa Serang Balik
Netizen geger membicarakan iklan New York Times yang menyebut jika model populer Bella Hadid, Gigi Hadid, dan penyanyi tenar Dua Lipa mendukung Holocaust karena membela Palestina lewat status di media sosial mereka. Dua Lipa pun tak tinggal diam atas iklan yang menyudutkan tersebut.
Iklan New York Times
Keributan ini muncul setelah koran New York Times memuat iklan dengan wajah tiga selebritis perempuan tersebut, serta teks yang menyebut mereka sebagai pendukung gerakan holocaust dari Hamas, Palestina.
Diketahui, iklan tersebut dipesan oleh lembaga the World Values Network, yang dikepalai oleh Rabbi Shmuley Boteach. Lembaga itu menyebut mereka sebagai "mega-influencer" yang "menuding Israel melalukan pembersihan etnis" dan "memfitnah Negara Yahudi", dikutip dari cnnindonesia.com. Iklan ini muncul di koran New York Times edisi Sabtu, 22 Mei 2021.
Netizen Geger
Iklan tersebut lantas banyak dikomentari oleh netizen, baik di Twitter atau di Instagram. Sejumlah netizen menyarankan agar tiga selebritis perempuan, Dua Lipa, Bella Hadid, dan Gigi Hadid, menuntut balik New York Times karena iklan yang dianggap tidak sesuai fakta itu.
Netizen lain menyebut jika New York Times telah melanggar etika iklan yang ditetapkan koran tersebut, dan bahkan menempatkan keselamatan Bella Hadid, Gigi Hadid, dan Dua Lipa, dalam bahaya.
Dua Lipa Serang Balik the New York Times
Atas iklan tersebut, Dua Lipa mengambil sikap menyangkal tuduhan dan menyerang balik New York Times lewat unggahan di Twitternya. "Saya sangat menolak tuduhan yang salah yang diterbitkan dalam iklan the New York Times hari ini, berasal dari the World Values Network," tulis Dua Lipa, di Twitternya.
Penyanyi yang juga kekasih saudara Bella dan Gigi Hadid, Anwar Hadid, melanjutkan, "Ini adalah harga yang kamu bayar untuk membela hak asasi warga Palestina, yang disebut telah dilanggar oleh pemerintah Israel dan dianggap sebagai tindakan diskriminatif dan bentuk persekusi oleh kelompok aktivis HAM Isarel, B'Tselem," lanjutnya.
"Saya mengambil sikap ini karena saya percaya siapapun, baik itu Yahudi, Muslim, Kristiani, punya hak hidup damai sebagai penduduk yang setara di negara manapun mereka inginkan," imbuhnya.
"the World Values Network sangat tak tahu malu, menggunakan nama saya dalam kampanye buruk mereka, yang tak beradab dengan mempresepsikan apa yang saya bela dan siapa saya, dengan sangat salah. Saya berdiri dalam solidaritas dengan siapapun yang mengalami penindasan dan menolak semua bentuk rasisme," tulisnya.
Sejak diunggah pada 23 Mei, status ini telah disukai lebih dari 146 ribu kali, dan mendapat komentar lebih dari 3 ribu kali di Twitter.