Belasan Ribu Wisuda Sarjana Tanpa Masker di Wuhan, Fakta Heboh
Ini fakta mengejutkan di tengah masa pandemi Covid-19 yang menyibukkan perhatian di seluruh dunia. Belasan ribu calon sarjana menghadiri upacara kelulusan besar-besaran yang diselenggarakan Universitas Wuhan, China.
Mereka duduk berbaris dan bersebelahan tanpa menggunakan masker dan menjaga jarak. Wisuda langsung ini yang pertama digelar sejak pandemi virus corona muncul dan menyebar dari Wuhan sekitar akhir 2019 lalu.
"Menyambut para lulusan 2020 kembali ke rumah. Semoga masa depan Anda cerah," tulis sebuah slogan di stadium Wuhan seperti dikutip dari AFP, Kamis 17 Juni 2021.
Upacara Kelulusan
Lebih dari 2.200 calon sarjana yang ikut upacara kelulusan tahun ini adalah yang tidak dapat menghadiri wisuda tahun lalu karena pembatasan virus corona.
Sejak awal pandemi muncul, ibu kota Provinsi Hubei itu menerapkan isolasi ketat hingga April 2020.
Sejak itu, Wuhan kembali dibuka bertahap dan berupaya mempertahankan angka penularan Covid-19 yang rendah dengan menerapkan pembatasan ketat parsial, sistem karantina, dan vaksinasi massal.
Rektor di China Disandera Mahasiswa
Terkait dengan dunia pendidikan di China, ada informasi menarik. Seorang rektor di Zhongbei College Nanjing Normal University, China disandera selama 30 jam oleh sejumlah mahasiswanya akibat aksi protes.
Aksi protes tersebut dilakukan untuk mengamankan gelar mereka, karena khwatir gelar mereka diturunkan.
"Petugas dikepung oleh beberapa siswa yang meneriakkan pelecehan verbal dan menghalangi penegakan hukum," bunyi pernyataan kepolisian seperti dikutip dari AFP, Kamis lalu.
Diketahui, ribuan calon sarjana universitas yang terletak di Provinsi Jiangsu Timur tersebut marah akibat rencana pihak kampus untuk menggabungkan sekolah dengan perguruan tinggi kejuruan lain.
"Rencana itu benar-benar menipu dan menyembunyikan kebenaran dari mahasiswa. Oleh karena itu, mahasiswa spontan berdemo," kata seorang siswa yang menjadi saksi mata kejadian.
Beaya Pendidikan Mahal
"Biaya Perguruan Tinggi Zhongbei sangat mahal, sekitar 17.000 yuan setahun. Siapa yang akan menghabiskan sebanyak itu untuk sekolah kejuruan?" tambahnya.
Bahkan, sejumlah foto yang tersebar di media sosial memperlihatkan polisi menggunakan pentungan dan semprotan merica demi meredam aksi para mahasiswa. Seorang mahasiswi juga terlihat mengalami luka di kepalanya.
"Untuk menegakkan ketertiban kampus, badan keamanan publik mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan hukum untuk mengeluarkan orang yang terperangkap dan yang terluka agar segera dilarikan ke rumah sakit," demikian pernyataan polisi.
Rencana Kampus Dimerger
Sementara itu, akibat insiden ini, otoritas pendidikan Jiangsu menangguhkan rencana penggabungan kampus yang nantinya akan mempengaruhi lima universitas di daerah itu.
Sebelumnya, Pemerintah Jiangsu mengumumkan rencana merger kampus tersebut pada Maret lalu. Penggabungan kampus disebut sesuai rencana Kementerian Pendidikan China untuk mengubah perguruan tinggi swasta menjadi sekolah kejuruan.
Meskipun rencana itu ditangguhkan, mahasiswa Zhongbei College tetap menggelar aksi protes mereka.