Belasan Ribu Jemaah Salat Tarawih Hari Pertama di Masjid Al-Akbar
Belasan ribu jemaah menunaikan salat tarawih hari pertama di Masjid Nasional Al-Akbar, Gayungan, Surabaya, Senin 11 Maret 2024 malam. Salat tarawih perdana ini dengan Imam Besar Masjid Al Akbar Surabaya, K.H. Abdul Hamid Abdullah dan sesi ceramah dipandu oleh Dr. H.M. Sudjak.
Pengamatan Ngopibareng.id pada pukul 20.04 WIB, baik para jemaah muda maupun tua serta anak-anak, tampak telah memenuhi area dalam masjid, termasuk di lantai satu hingga dan teras.
Humas Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya Helmy M. Noor mengatakan, jumlah jemaah yang datang malam ini sudah sesuai prakiraan. Jumlah jamaah yang datang beribadah malam ini juga karena faktor hari libur nasional. “Kami sangat senang melihat antusiasme para jemaah, menandakan semangat merayakan bulan suci ini,” ujarnya, Senin 11 Maret 2024.
Mengingat tingginya jumlah jemaah yang beribadah, pihaknya telah melakukan antisipasi, dengan mendirikan posko kesehatan. Yaitu di sisi selatan, lengkap dengan satu dokter, dua tenaga medis, dan dua ambulan yang siap siaga.
"Apabila ada yang perlu rujukan akan ke RS Bhayangkara. Untuk petugas medis berasal dari internal kami. Semoga seluruh jamaah tetap sehat," tambahnya.
Menurut Helmy, pihak masjid juga telah mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan oleh para jemaah, baik mengenai ketersediaan titik wudhu, air minum, dan relawan pengatur shaf.
"Kami membuka 45 pintu di dalam area masjid. Ada juga 75 pengatur shaf, baik untuk jamaah pria dan wanita. Kami juga melakukan pengecekan 712 titik wudhu, yang telah dilakukan sejak empat hari lalu dan terdapat air minum gratis di delapan titik di area dalam masjid," katanya.
Dengan total kapasitas masjid yang dapat menampung hingga 30 ribu jamaah, Helmy menyebut, pihaknya berkomitmen untuk menampung seluruh jemaah yang melaksanakan ibadah salat tarawih, hingga di hari terakhir bulan Ramadan 2024.
"Kita berprinsip untuk menampung semua jemaah baik di lantai satu dan dua agar nyaman beribadah, baik untuk 11 maupun 23 rakaat, perbedaan itu rahmat dan tidak harus ditakutkan dan diperdebatkan," pungkasnya.
Advertisement