13 Makam Keramat Palsu di Situs Kumitir Mojokerto Dibongkar
Belasan makam palsu ditemukan di Jatirejo, Mojokerto. Makam-makam palsu tersebut diduga sengaja dibangun untuk mencari keuntungan. Ada 13 makam palsu tersebut berlokasi di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Jatirejo, Mojokerto, tepatnya di sekeling makam Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang. Lokasi ini terletak di area Situs Kumitir atau Istana Bhre Wengker.
Makam keramat palsu itu terungkap setelah Organisasi Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Laskar Sabilillah Kabupaten Mojokerto menelusuri terkait kebenaran siapa sosok dibalik makam. Sebab, makam-makam itu kerap didatangi peziarah.
Dari belasan makam, hanya ada dua yang diberi nama yaitu Syech Mustofa Raden Cokrobuwono dan Nyai Dewi Gondo Sari. Lain halnya dengan makam Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang. Berdasarkan cerita turun temurun warga, kedua sosok ini merupakan pembabat alas Dusun Bendo.
"Kalau menurut masyarakat setempat, terkait dengan sejarah desa ini hanya dua makam ini (Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang) yang asli. Lainnya palsu,” jelas Panglima PWI Laskar Sabilillah Kabupaten Mojokerto Athourrahman kepada wartawan, Rabu 15 Januari 2025.
Informasi yang diperoleh Ngopibareng.id, seseorang bernama Sholeh yang membangun makam-makam tersebut. Namun, terang Atho, Sholeh tak bisa menjelaskan sejarahnya dan sosok dibalik makam.
“Ternyata alasan membuat makam itu dari mimpi. Alasan kedua, sumbernya dari beberapa kiai, ketika saya ingin temui, katanya, kiainya sudah meninggal,” ungkapnya.
“Bahkan menyebut dari trah Mataram. Walupun menyebut dari trah Mataram, kita kejar datanya, karena kita juga kenal dengan beberpa andi dalem. Ternyata datanya tidak ada,” imbuh Atho.
Tiga minggu terkahir rapat koordinasi dengan Pemerintah Desa Kumitir, camat sampai Polsek Jatirejo digalakkan. Rapat koordinasi ini mambahas terkait kebeneran makam. Termasuk pembongkaran jika memang benar makam palsu.
Pertemuan itu juga mendatangkan Sholeh untuk dimintai keterangan. Tetapi, menurut Atho, Sholeh tak bisa memaparkan secara gamblang dan menyajikan data kebenarannya.
“Makam-makam ini dibilang petilasan, kita simpel, makam apapun walaupun makam hewan kalau tidak ada kegiatan keagamaan tidak ada persoalan,” ujarnya.
Selama beberapa tahun terkahir, makam-makam tersebut sering didatangi Sholeh dengan jemaahnya. Mereka berziarah untuk berzikir. Rupanya, makam palsu hanya modus untuk mendapat keuntungan. Oleh sebab itu, Atho menyanyakan hal tersebut.
“Setahu saya kegiatannya postif, disini ada iuaran dan ada kotak amal yang tidak tahu dilarikan kemana. Setahu saya setelah ngobrol dengan masyarakat, ada masyarakat yang dimintai iuaran untuk pembangunan makan ini. Banyak indikasi yang merugikan menurut saya,” terangnya.
Rapat koordinasi menghasilkan keputusan makam-makam tersebut harus dibongkar. Terkecuali makam Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang. Makam-makam palsu dibongkar, Senin 13 Januari 2025 malam. Kini, makam-makan palsu telah diratakan dengan semen dan batu nisannya dicopot.
Kepala Dusun (Kasun) Bendo, Nirawang Pahalila menyebut, makam-makam palsu diperkirakan dibangun tahun 2018. Namun, saat itu dirinya belum menjabat sebagai Kasun. Ia juga mengaku tak mengenal sosok Sholeh.
“(Sholeh) Pernah datang kesini saya minta KTP. Kalau di KTP tercatat orang Bogor dan namanya Sholeh,” ujarnya.
Menurut Kasun, makam-makam palsu itu berdiri di atas tanah kas desa (TKD). Sehingga, dengan adanya pembongkaoran ini, tanah dikembalikan ke desa.
“(Makam palsu) tidak ada pembuktiaanya. Yang jelas setelah saya musyawarah dengan sesepuh asli sini, berdasarkan cerita turun temurun yang asli ada hanya makam Mbah Sagu dan Gumiwang,” pungkas Nirawang Pahalila.