Belasan Kasus Kekerasan Seksual di Surabaya, Pelakunya Tetangga!
Sepanjang tahun 2022, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima laporan kasus seksual pada anak dan perempuan, sejumlah 77 kasus yang terdiri dari lima kasus pada perempuan dan sisanya 72 kasus dialami anak-anak.
Namun yang mengejutkan dari data tersebut, pelaku didominasi oleh tetangga korban. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya, Tomi Ardiyanto.
"Pelaku terbesar dari tetangga korban dengan 19 kasus, lalu di urutan kedua terbanyak dilakukan oleh pacar korban sebanyak 16 kasus. Untuk kasus lainnya, pelaku kebanyakan adalah orang terdekat seperti, teman sendiri, ayah tiri , paman, guru, ayah kandung, pakde hingga sepupu," ujar Tomi, Selasa, 20 Desember 2022.
Saat ditanya mengenai langkah penanganan kepada para korban kekerasan seksual tersebut, Tomi menjelaskan, pihaknya melakukan beberapa langkah. Mulai dari pendampingan secara psikologis hingga pendampingan hukum.
"Setelah menerima laporan kekerasan seksual dari hotline yang tersedia, tentunya kami melakukan penanganan awal menemui dan berkoordinasi dengan korban," jelas Tomi.
Lanjutnya, setelah melakukan koordinasi tersebut pihaknya akan melakukan konseling dengan konselor, serta pendampingan psikologis oleh psikolog.
"Pendampingan hukum serta pendampingan medis juga kami lakukan, apabila korban membutuhkan. Selain itu, kami juga menyediakan shelter anak berhadapan hukum dan shelter anak perempuan korban kekerasan," imbuhnya.
Di samping itu, pihaknya juga terus berupaya menjadikan Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak (KLA). Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggelar acara Ngobrol Santai Bareng Media dengan tema "Membangun Sistem Informasi dan Media Ramah Anak" di Gedung Siola lantai II Surabaya, Senin lalu.
Kegiatan ini diikuti mulai dari media, Non-Governmental Organization (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pemerhati anak-anak hingga Forum Anak Kota Surabaya. Tak hanya itu, forum ini juga diikuti Kepala Kantor UNICEF untuk Wilayah Jawa, Tubagus Arie Rukmantara yang sekaligus hadir sebagai salah satu pembicara.
Tomi mengungkapkan bahwa pemkot menggandeng perwakilan UNICEF Indonesia untuk mewujudkan Surabaya sebagai Kota Layak Anak Dunia.
"Mereka (UNICEF) sangat concern sekali terkait dengan ingin menjadikan Surabaya Kota Layak Anak. Bukan hanya di tingkat nasional, tapi di tingkat internasional, entah itu di level Asia atau Asia tenggara," kata Tomi Ardiyanto.
Menurut Tomi, dukungan UNICEF, media, NGO atau LSM, sangatlah penting untuk bisa meraih predikat Surabaya Kota Layak Anak Dunia. Untuk itu, dalam agenda ini, DP3A-PPKB juga menghadirkan seluruh pihak terkait untuk berdiskusi bersama menyamakan persepsi dalam mewujudkan hal tersebut.