Belanda Lockdown 5 Minggu
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengumumkan Belanda akan melakukan lockdown atau penguncian wilayah kedua dengan skenario paling ketat selama lima minggu dalam periode Natal-Tahun Baru atau libur Nataru.
Mark Rutte mengatakan lockdown dilakukan sebagai upaya memerangi virus corona setidaknya hingga 18 Januari 2021.
"Belanda akan tutup. Kami menyadari betapa beratnya keputusan kami, tepat sebelum Natal," katanya dikutip dari Reuters, Selasa 15 Januari 2020.
Langkah-langkah penguncian, yang dirinci Mark Rutte dalam pidato siaran langsung, termasuk membatasi pertemuan tidak lebih dari dua orang, juga di rumah. Pengecualian akan dibuat selama tiga hari menjelang Natal.
Orang-orang selanjutnya disarankan untuk tinggal di rumah, tidak bepergian ke tempat kerja dan sebisa mungkin menghindari kontak dengan orang lain.
"Semakin sedikit kontak yang kita miliki, semakin baik. Kami harus melakukan segalanya untuk mencapai tempat yang lebih baik," ujar Mark Rutte.
Mark Rutte mengimbau masyarakat untuk menunda perjalanan internasional yang tidak penting hingga 15 Maret, dua bulan lebih lambat dari rekomendasi sebelumnya.
Mulai hari ini, semua tempat umum, termasuk pusat penitipan anak, gym, museum, kebun binatang, bioskop, penata rambut, dan salon kecantikan, akan tutup hingga 19 Januari. Sekolah akan tutup hingga 18 Januari.
Supermarket, bank, dan apotek akan diizinkan tetap buka.
"Kenyataannya adalah kita tidak berurusan dengan flu yang tidak berbahaya, seperti yang diyakini sebagian dari mereka yang melakukan protes di luar, tetapi virus yang dapat menjangkau siapa saja," kata Mark Rutte.
Infeksi virus corona di negara berpenduduk 17 juta itu meningkat sekitar 8.500 dalam 24 jam hingga Senin, 14 Desember 2020 pagi. Belanda juga pernah mencatat hampir 10.000 kasus sehari sebelumnya, yang merupakan kenaikan terbesar dalam lebih dari enam minggu.
Belanda telah mencatat lebih dari 600.000 kasus dan 10.000 kematian selama pandemi virus corona. Sedangkan 105 orang dirawat di rumah sakit.