Belajar Kesejahteraan Guru, Komisi D Lamongan Studi ke Sukoharjo
Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lamongan mengadakan studi banding ke Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Kedatangan mereka untuk belajar tentang kesejahteraan Guru Tidak Tetap (GTT)
"Kabupaten Sukoharjo dipilih karena dipandang sukses meningkatkan taraf hidup guru dengan besarnya kucuran dana APBD untuk intensif guru," kata anggota komisi D Sarmadi kepada ngopibareng.id, Kamis 11 Oktober 2018.
Sebanyak 11 orang anggota komisi D studi banding ke Kabupaten Sukoharjo selama tiga hari, mulai 9-11 Oktober ini.
Ditambahkan Sarmadi, selama hampir tiga tahun ini Pemkab Sukoharjo telah mampu memberikan tunjangan layak kepada ribuan GTT dan Pegawai Tidak Tetap (PTT)yang ada.
"Untuk PTT dsn GTT K-2 Pemkab memberikan intensif Rp 1.700.000 per bulan per orang. Nominal tersebut sudah sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK). Sedang untuk GTT nonkategori mendapat minimal Rp 300 ribu, disesuaikan masa kerja," jelas politisi dari PKS ini.
Kondisi tersebut berbeda jauh dengan Kabupaten Lamongan. Selama ini Pemkab hanya memberikan intensif GTT K-2 Rp 500 ribu per bulan. Sedang GTT nonkategori mendapat Rp 200 ribu per bulan.
Njomplangnya tunjangan untuk GTT tersebut menurut Sarmadi dikarenakan Pemkab Sukoharjo memiliki perhatian besar terhadap kaum pencerdas bangsa itu. Sedang di Lamongan Komisi D yang membidangi pendidikan sudah mendesak bupati sejak tahun 2017 lalu untuk meningkatkan intensif GTT namun tidak ada respon.
"Dari sisi APBD besaran Pemkab Sukoharjo dan Lamongan hampir sama. Ini tinggal komitmen kepala daerah untuk mengangkat kesejahteraan guru," tandas Sarmadi.
Dari hasil studi banding tersebut nantinya komisi D akan mendesak Pemkab Lamongan melalui Dinas Pendidikan untuk segera meningkatkan tunjangan GTT.
Studi banding yang dilakukan komisi D ditanggapi dingin oleh pengurus Forum Honorer Sekolah Non Katagori (FHSNK) Lamongan Ali Muchsin.
"Saya pesimis dewan bisa merealisasikan peningkatan kesejahteraan guru. Kegiatan studi banding justru hanya menghambur-hamburkan uang rakyat, " cetusnya
Jika mau studi banding tidak usah jauh-jauh ke Sukoharjo namun cukup belajar pada Kabupaten tetangga Tuban, Bojonegoro atau Gresik yang kehidupan GTT nya jauh lebih baik dari Kabupaten Lamongan.
"Selama ini bertahun-tahun tidak ada perhatian Bupati kepada para GTT yang telah bekerja sepenuh hati mencerdaskan anak bangsa, " tandas guru SDN Labuhan, Kecamatan Brondong yang juga koordinator guru GTT di Kecamatan Brondong itu. (tok)