Belajar dan Mengenal Alam di Edu Eco Agrowisata de-Farm Ubaya
Taj Mirella Michio Teja (10 tahun) dan Taj Mirella Milo Teja (12 tahun) terlihat asyik memberi makan kambing yang ada di Edu Eco Agrowisata de-Farm Integrated Outdoor Campus (IOC) Ubaya, Trawas, Mojokerto.
Keduanya bercerita, hal tersebut merupakan pengalaman pertama yang menyenagkan bagi mereka berdua. "Senang, enak di sini bisa mempelajari alam, takut waktu awal coba memberi makan kambing tapi senang," ucap keduanya bergantian.
Edu Eco Agrowisata de-Farm Integrated Outdoor Campus (IOC) Ubaya merupakan edukasi wisata yang baru menjalani soft launching. Edukasi wisata ini dikelola oleh Universitas Surabaya (Ubaya).
Prof Joniarto Parung selaku Direktur IOC UTC sekaligus Ketua Edu Eco Agrowisata mengatakan, umumnya masyarakat belum banyak mengetahui Edu Eco Agrowisata IOC Ubaya. Sebelumnya pengunjung yang datang hanya berasal dari warga Ubaya atau rekanan perguruan tinggi dan sekolah saja.
“Edu Eco Agrowisata merupakan lokasi pelatihan karakter, konservasi alam dan pertanian/peternakan. Hadirnya Panglima dan keluarga besar Kodam V Brawijaya merupakan contoh dan perwakilan masyarakat untuk menikmati lokasi Edu Eco Agrowisata," ujar Prof. Joniarto Parung.
Pria yang kerab disapa Joni ini menyampaikan bahwa memasuki era adaptasi kebiasaan baru, kampus III Ubaya telah mempersiapkan destinasi-destinasi wisata bagi kedatangan pengunjung tanpa mengabaikan protokol kesehatan.
Program Edu Eco Agrowisata de-Farm IOC Ubaya akan dibuka mulai Sabtu, 17 Oktober 2020. Tidak hanya dinikmati oleh mahasiswa, alumni, atau karyawan Ubaya saja, tetapi juga terbuka untuk umum setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.
"Sekarang di setiap destinasi telah diberikan papan informasi sehingga pengunjung dapat menikmati pemandangan alam dan belajar secara mandiri. Pengunjung juga dapat berkeliling menikmati keanekaragaman tanaman, seperti salak, cokelat, kelengkeng, dan durian,” jelasnya.
Ia melanjutkan, aktivitas Edu Eco Agrowisata sempat berhenti pada pertengahan Maret 2020 sampai akhir Juni 2020, akibat Covid-19. Melihat hal tersebut, Prof. Joni beserta pihaknya merasa perlu melakukan adaptasi agar bisa menerima pengunjung serta mendapat penghasilan kembali dari kegiatan Edu Eco Agrowisata. Bentuknya adalah mendesain ulang lokasi wisata sesuai dengan kebiasaan baru (new normal).
Tahapan desain ulang program Edu Eco Agrowisata yang dilakukan oleh tim Ubaya memanfaatkan dana hibah Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) dari Kementerian Riset/Badan Riset dan Inovasi Nasional. Ada empat tahapan desain ulang yaitu discover, define, develop, dan deliver.
Selain itu, dalam edukasi wisata ini juga terdapat Museum Ubaya Penanggungan Center (UPC), yang berisi peninggalan sejarah dari gunung Penanggungan.
"Pada museum ini berisi teknologi-teknologi sederhana yang berhasil dibangun oleh nenek moyang kita. Misalnya, seperti jalan yang melingkar, pondasinya masih ada hingga saat ini. Nenek moyang kita sungguh luar biasa," ungkapnya.
Harga tiket masuk per orang hanya Rp. 15.000,- untuk menikmati belajar sambil berwisata alam di Edu Eco Agrowisata de-Farm IOC Ubaya.
“Saya berharap dengan soft launching ini masyarakat yang jenuh karena terlalu lama di rumah bisa mengajak keluarga untuk belajar sambil berwisata alam di Edu Eco Agrowisata de-Farm IOC Ubaya. Kami tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan bagi pengunjung,” pungkas Joni.