Belajar Agama Tak Cukup Lewat Medsos, MUI:Awas Narasi Intoleransi
Para mubaligh di daerah diminta agar melawan dakwah yang mengandung narasi intoleransi dan radikalisme di media sosial. Media sosial bisa dioptimalkan untuk menyampaikan pesan dakwah. Namun, perlu diingat, belajar agama tak cukup hanya melalui media sosial.
“Kita harus optimalkan penggunaan media sosial sebagai media sosialisasi dan dakwah, untuk melawan dakwah yang bernuansa dan mengandung narasi intoleransi dan radikalisme,” kata Ketua MUI Kota Palu, Prof KH Zainal Abidin MAg di Palu, Minggu 20 Februari 2022.
Prof Zainal mengatakan perkembangan zaman telah melahirkan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berinteraksi dan mengakses berbagai informasi.
Medsos dan Kebutuhan Masyarakat
“Saat ini media sosial menjadi satu kebutuhan manusia, sebagai satu konsekuensi atas perkembangan zaman, yang secara langsung telah mengubah gaya hidup manusia. Maka hampir semua manusia di muka bumi ini bergantung dengan media sosial sebagai media komunikasi dan informasi,” kata Prof Zainal Abidin, dilansir mui-digital.
Guru Besar Pemikiran Islam Modern UIN Datokarama Palu itu mengemukakan, ketergantungan manusia terhadap media sosial, dimanfaatkan oleh sebagian kelompok untuk menyebarkan informasi/dakwah yang mengandung narasi intoleransi dan radikalisme.
Bahkan, lewat media sosial dijadikan alat oleh kelompok radikal untuk mendoktrin seseorang agar mau dan bersedia mengikuti faham dan pendapat yang dianut oleh mereka.
Baca Juga Jagalah Perkataan Maka akan Terjaga Perasaan dan Tatanan
“Maka ini harus dilawan, media sosial harus dioptimalkan fungsinya oleh kita masing-masing, untuk melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme,” ucap tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
MUI Palu mengakui dakwah untuk kontra intoleransi dan radikalisme di medis sosial sangat rendah, padahal hal itu sangat penting dan mesti digencarkan.
“Masyarakat kita, generasi muda kita lebih memilih hal-hal yang instan, mereka hanya mengunjungi media sosial youtube dan sebagainya, untuk belajar agama. Maka, jangan sampai mereka terjerumus kepada hal-hal yang kita semua tidak inginkan,” imbuhnya.
MUI Palu, kata Prof Zainal, mengimbau kepada umat beragama khususnya generasi muda Islam, agar belajar agama kepada mereka yang paham tentang agama.
“Belajar dan bertanyalah kepada para tokoh, para ustad yang memiliki pemahaman agama yang luas, yang layak untuk dijadikan sumber, atau datang ke Kantor MUI Palu, Kantor MUI terbuka untuk umum,” ujarnya.
MUI Palu menyiapkan konten media sosial yang berfungsi sebagai media edukasi dan dakwah, yang salah satu tujuannya untuk menangkal dakwah dengan narasi intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Advertisement