Bekukan 21 Rekening, Polisi Buru Sumber Dana Khilafatul Muslimin
Polisi terus menyelidiki kasus Khilafatul Muslimin. Saat ini Polda Metro Jaya sedang menyelidiki sumber dana yang diperoleh organisasi tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan saat ini polisi baru mengungkap asal-usul duit Rp2,3 miliar yang ditemukan di kantor pusat kekhalifahan di Kota Bandar Lampung berasal dari infak dan sedekah.
"Kami terus selidiki bersama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), menyelidiki itu (pendanaan luar negeri),” ujar Hengki seperti dikutip Antara, Sabtu, 18 Juni 2022.
Sebelumnya, Hengki menjelaskan Khilafatul Muslimin mewajibkan warganya untuk infak atau sedekah Rp1.000 setiap harinya. Infak ini diberikan seusai mereka dibaiat oleh khalifah atau amir wilayah.
Namun, selain perolehan dana dari infak atau sedekah itu, polisi juga sudah mengendus adanya aliran dana yang mereka peroleh dari luar negeri. Tetapi, dugaan ini masih didalami tim penyidik bersama dengan PPATK.
Karena, dari hasil penyelidikan telah ditemukan 21 rekening milik Khilafatul Muslimin. Dari hasil pengungkapan rekening tersebut ditemukan sejumlah uang
Saat ini polisi sedang membekukan rekening-rekening milik Khilafatul Muslimin. "Masih dalam penyelidikan (berapa nominal duitnya)," ujar Hengki.
Khilafatul Muslimin tidak menetapkan uang masuk ke lembaga pendidikan yang mereka naungi alias digratiskan. Meski begitu, kata Hengki, setelah seseorang dibaiat untuk menjadi warga Khilafatul Muslimin, baru kewajiban infak atau sedekah Rp 1.000 per hari dikenakan.
"Mereka dalam pendidikannya ini didanai oleh warga. Untuk merekrut atau pengkaderan ini siswa-siswanya, pendidikannya bersifat gratis, jadi masuk gratis tapi wali muridnya akan dibaiat wajib memberikan infak," ucap Hengki.
Setelah dibaiat, para warga itu akan diberikan buku saku berjudul Latar Belakang Tegaknya Kembali Khilafatul Muslimin. Dalam catatan kaki buku saku itu terdapat rujukan ke buku Darul Islam dan ajaran-ajaran Kartosoewirjo tentang NII.
"Ini buku saku mereka yang merujuk pada Islam Kartosoewirjo. Jadi rekan-rekan bisa menjabarkan sendiri bahwa acuan mereka ini mengacu pada ajaran Kartosoewirjo," ucap Hengki.
Advertisement