Bekpe, Warung Kopi Asik Dekat PP Darul Ulum Jombang Sejak 1998
Budaya minum kopi sambil bercengkrama di kala waktu senggang merupakan kebiasaan yang tidak akan hilang dari seorang santri. Di Warung Bekpe atau Ozi Ngumpul, Jogoroto, Jombang tempat 'Ngopi' nya para santri, alumni dan masyarakat umum duduk bersantai menikmati kopi. Meski, kegiatan ngopi di warkop harus berhenti sementara selama PPKM Darurat berlangsung.
Bekpe, Bengkel Perut
Bekpe adalah kependekangan dari bengkel perut. Warung ini sudah berdiri sejak tahun 1998. Sekitar tahun itu, adalah masa awal dari zaman Kiai As'ad. Kawasan Warkop yang terkenal dengan julukan panggon ngopine santri ini memang sejak dulu berada di selatan Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Rejoso Peterongan Jombang. Saat itu, daerah selatan pondok memang sudah ramai karena memang digunakan untuk kantin.
Achmad Yusuf Alfi Syahr, 25, pengelola Warung Bekpe, mengatakan alasan mengapa dinamakan warung Bekpe, karena sebelum warung dibuka, area ini digunakan untuk bengkel.
"Nah Bekpe itu singkatan dari bengkel perut. Karena dulu banyak anak DU menyebutnya dengan warung bengkel. Tapi sales yang banyak kesini tidak mau menulis dengan sebutan "warung bengkel melainkan Warung Fauzi. Sebab itu atas inisiatif pemilik warung, bergantilah menjadi Warung Nekpe atau dikenal juga Ozi," ucapnya.
Nama Ozi sendiri diambil dari pemilik warung, yang juga ayah dari Achmad Yusuf yaitu M. Fauzi Shof dan Fatmah Mufidah. "Akan tetapi karena dekat dengan Ponpes, maka kebanyakan pembeli dari santri berbagai tingkat pendidikan baik yang mukim di ponpes ataupun ngalong. Selain itu alumni juga banyak datang dan menjadi jujukan untuk sela-sela istirahat pasca ziaroh, sowan atau kegiatan lainnya," ujarnya.
Sedangkan untuk menu varian kopi sebenarnya cukup sederhana. Untuk harga, Warung Bekpe mematok harga murmer (Murah Meriah) mulai dari Rp 3 - 4 Ribu untuk kopinya. "Di sini, variannya ada hitam biasa, hitam mantap, hitam sipul (pahit), manual (kopsu gelas), dan maman (kopsu cangkir). Semuanya tadi kopi racikan sendiri. Selain di atas, kalau kopi sachet sepertinya sama saja dengan yang tempat lain. Hanya sedikit perbedaannya," ungkapnya.
Kopi Khas Dukun
Karena menyediakan beragam racikan kopi, untuk biji kopi beli di pasar terdekat. Namun, tetap memilih penjual. Karena baginya, untuk soal rasa dan kepercayaan, lidah dan hati tidak bisa bohong. Kopi tersebut lalu disangrai sendiri dengan tungku dari tanah liat kemudian digiling di tukang giling pilihan.
Biji kopi yang dipilih pun tidak sembarangan. Hal tersebut karena baginya, kopi adalah Identitas yang selalu ada dan jadi ciri khas dari sebuah warung kopi.
"Intinya kopinya pilih yang robusta karena umumnya orang sini nggak suka kecut (arabica) dan juga background pemilik dari Dukun, Gresik, menjadi identitas. Kopi ndukunan ora ono sing kecut, kopi ndukunan iku kopi sing lembut, wani kopi, lan sakjane doyan pahit kenthel koyo brotowali'," tukasnya.
Karena warung tidak hanya menyajikan kopi, pengelolaannya juga lebih bervariasi. Barang-barang dibagi menjadi beberapa klasifikasi, seperti air minum kemasan, rokok. Pengeluaran dan pemasukannya dibedakan supaya manajemennya tidak tumpang tindih berantakan.
Omzet Jeblok
"Selain kopi, warung ini menjual varian minuman lainnya, contohnya joshua, mega mendung, soda gembira, teh, sujakep, jakep, gorengan ote-ote, tempe, pisang goreng, makanan ayam kecap, aneka mieinstan, rokok, pulsa," jelasnya.
Omset perhari yang didapatkan dikatakannya berbeda, tergantung momennya. Saat sebelum pandemi, omset per hari bisa dikatakan bisa mencapai Rp 4 Juta saat ada kegiatan suwelasan. "Hari biasa juga sekitar Rp 2 juta lah. Tapi saat pandemi ya sama dengan tempat lainnya, ada penurunan lumayan drastis mencapai hampir 100 persen, dari hari biasa sebelum pandemi," pungkasnya.
Warung Bekpe atau Ozi buka setiap hari mulai pukul 07.00 - 17.00 Wib. Warung juga tutup jika sudah waktunya untuk tutup, atau pengelola sedang ada kegiatan lainnya.