Bekal Hidup, Haedar: Manusia yang Hanya Pasrah Pasti Tertinggal
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, mengingatkan pentingnya mahasiswa untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan zaman. Hal itu, semata-mata sebagai bekal kehidupan sebab di masa revolusi teknologi 4.0 ini persaingan semakin ketat dan tinggi. Menurutnya, manusia yang pasrah dan memiliki kompetensi sekadarnya sudah pasti tertinggal.
“Karena itu belajar tidak cukup dari yang disampaikan dosen. Kalian harus punya mental dan tradisi berilmu yang tinggi. Pertama, harus cinta membaca. Semangat mencari ilmu harus menjadi bagian dari denyut nadi kalian sebagai mahasiswa. Jangan ada mental asal saja,” kata Haedar Nashir, dalam keterangan Rabu 16 September 2020.
“Semangat mencari ilmu, niati untuk betul-betul belajar mencari ilmu dan membina diri sehingga ilmu yang diperoleh dan kualitas diri yang kita bentuk ada peningkatan yang kualitatif dan kuantitatif yang lebih tinggi derajatnya. Siswa yang maha itu harus lahir dari niat dan kemandirian untuk belajar. Dan motivasi belajar itu muncul dari diri sendiri sekaligus menjadi modal mengarungi tantangan hidup yang lebih berat,” tutur Haedar.
Ia mengungkapkan hal itu, dalam menyambut mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Palembang secara daring, Selasa. Haedar Nashir memberikan sejumlah nasihat sebagai pegangan bagi para mahasiswa baru sebelum memasuki kehidupan kampus.
Selain itu, di masa revolusi teknologi yang menggiring jiwa manusia semakin robotik, Haedar berpesan agar para mahasiswa membina diri dengan kesadaran akhlak mulia, sebab karakter kebaikan yang universal itu kini langka dan sangat berharga.
“Kalau kita jujur, amanah, adil dan cerdas maka semua orang akan suka. Itu bukan kewajiban agama tapi kebutuhan objektif personal. Jangan merasa tuntutan dari luar, tapi kebutuhan dari diri sendiri. Nilai-nilai akhlak itu diperlukan dalam setiap kehidupan,” jelasnya.
Orientasi dari berbagai pesan itu bagi Haedar adalah output Perguruan Tinggi dalam membangun peradaban dengan lahirnya sumber daya manusia yang unggul. Oleh sebab itu, ilmu yang didapat menurut Haedar harus membawa kemaslahatan.
“Mahasiswa harus memberi kemanfaatan bagi orang lain, jangan malah merasa istimewa, tidak berbaur dengan masyarakat. Mahasiswa harus memberikan kemanfaatan bagi diri, keluarga, bangsa, dan negara. Ilmu harus bermanfaat, jangan sampai malah membawa mafsadat,” terang Haedar.
“Di kampus tercinta ini harus kalian benar-benar manfaatkan relasi antar kita, di rumah berlaku birul walidain, dan pada saat yang sama berilmu luas, berwawasan luas, berkeahlian sesuai bidangnya, memberi kemanfaatan dengan ilmu dan akhlak yang dimiliki,” kata Haedar Nashir.