Begini Terungkapnya Surat Keterangan Sehat Palsu di Kawah Ijen
Terungkapnya Surat Keterangan Sehat palsu yang digunakan pengunjung berawal dari kejelian petugas tiket pintu masuk Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Petugas melihat ada kejanggalan dari surat keterangan tersebut.
Kepala Pos TWA Ijen, Sigit Haribowo, menyatakan pertama kali petugas loket menemukan kejanggalan pada Surat Keterangan Sehat pada Kamis, 11 Januari 2024. Kemudian berturut-turut pada Jumat, dan Sabtu, 12 dan 13 Januari 2024.
"Tanggal 11, tanggal 12 ada tapi sedikit, yang banyak tanggal 13 (Januari 2024)," ujarnya Sabtu, 20 Januari 2024.
Total, menurutnya, ada 30 Surat Keterangan Sehat yang dianggap mencurigakan berhasil ditemukan petugas.
Kejanggalan itu, menurutnya tampak dari format dan bentuk surat. Ada yang pendek, ujar dia, ada yang panjang. Padahal Surat Keterangan Sehat tersebut sama-sama menggunakan kop Puskesmas Kabat.
Berdasarkan kecurigaan ini, akhirnya pengelola TWA Ijen melakukan konfirmasi ke Puskesmas Kabat, 15 Januari 2024.
"Akhirnya dikonfirmasi benar bukan terbitan dari Puskesmas kabat," tegasnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat menyatakan adanya temuan Surat Keterangan Sehat palsu dengan menggunakan kop Surat Puskesmas Kabat.
"Saya mendapat laporan dari Puskesmas ada oknum bukan petugas, dulu mantan petugas Puskesmas, dia memalsu men-scan tanda tangan Dokter," jelasnya.
Dia mengaku sudah mengecek Surat Keterangan Dokter palsu tersebut. Menurutnya, pada surat tersebut bukan tanda tangan Dokter yang dimaksud.
"Kami sudah mengecek bahwa itu bukan tanda tangan si dokter," tegasnya.
Dinas Kesehatan, lanjutnya, sudah memberikan edaran kepada seluruh fasilitas kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas, Praktik Dokter, Klinik, bahwa tidak diperkenankan mengeluarkan Surat Keterangan Sehat kecuali dengan pemeriksaan dan dikeluarkan oleh dokter yang bertanggungjawab.
Saat ini, menurut Amir sedang melakukan koordinasi. Rencananya, besok akan dirapatkan dengan SKPD terkait dengan dikoordinasikan Dinas Pariwisata untuk mengambil langkah tindal lanjut temuan tersebut.
"Supaya ini bisa dihentikan dan tidak terjadi lagi," tegasnya.