Begini Tata Cara Rukiah Anak Menurut Jam’iyyah Ruqyah Aswaja NU
Pilu. Bocah berinisial Ais meninggal secara tak wajar usai dirukiah. Bocah asal Temanggung ini ditemukan sudah tak bernyawa dalam keadaan sudah hampir menjadi kerangka. Ais meninggal usai dirukiah karena dianggap nakal kerasukan genderuwo.
Oleh perukiah, Ais ditenggelamkan di bak mandi hingga meninggal. Sekarang perukiah dan orangtua Ais sudah diamankan pihak bewajib setempat. Kabar ini cukup menggemparkan media sosial setelah dibagikan oleh akun Facebook Eris Riswandi, pada Senin kemarin.
Sementara untuk mengetahui tata cara rukiah yang benar, Ngopibareng.id menanyakan hal tersebut kepada ahlinya. Adalah Gus Allama Alauddin Shidiqi, pendiri dan Mujiz Jam’iyyah Ruqyah Aswaja: Ahlus Sunnah wal Jama’ah (JRA).
JRA secara resmi tergabung dalam naungan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU). JRA sendiri terdaftar dalam SK Kemenkumham RI No. AHU-0013492.AH.01.04.Tahun 2017. Hingga saat ini JRA memiliki 30 ribu lebih perukiah tersebar luas di nusantara.
Pria yang akrab disapa Gus Amak ini mengatakan pada praktiknya JRA bersumber dari bacaan Alquran. “Dalam merukiah kami membaca bacaan tertentu di quran. Ada pedomannya di kitab Haula Khoshoihil Qur’ani. Di situ dijelaskan tata cara nabi mengobati orang terkena jin, salah satunya yang tanpa dimandikan,” kata Gus Amak melalui panggilan video.
Gus Amak menjelaskan, kemungkinan anak nakal bukan karena pengaruh sihir atau kerasukan jin. Melainkan terkena ‘Ain. ‘Ain sendiri timbul akibat kekaguman terhadap sesuatu secara berlebihan tanpa menyebut nama Allah. Penyebabnya bisa dilakukan oleh teman, ayah, ibu, bahkan keluarga.
Untuk mengatasi ‘Ain Gus Amak membeberkan cara mudahnya. Baik ibu dan anak yang terkena ‘Ain dimandikan menggunakan bekas air wudu. Sebelum memandikan, air tersebut dibacakan ayat khusus tentang ‘Ain.
“Mandi ini dilakukan selama tiga hari. Selain mandi, penderita ‘Ain bisa diteteskan habbatussauda di hidungnya. Ibu dan anak yang terkena ‘Ain juga dirukiah menggunakan ayat tentang ‘Ain selama tiga hari beruntun,” kata Gus Amak.
Pengasuh II Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Jombang ini menegaskan langkah menaggulangi ‘Ain dengan cara dimandikan dengan air wudu. Bukan direndam. Jika ada perukiah yang merendam maka itu berlandaskan pemahaman pemikirannya sendiri. Di mana hal tersebut bertolak belakang dengan pandangan ulama dan nabi.
“Perukiah itu mengambil berkah dari ayat quran. Terkait ‘Ain itu anak dan ibunya dimandikan dengan air wudu, bukan direndam. Kalau direndam murni kesalahan perukiah. Salah memahami hadis, memahami quran dan hadisnya pakai akal sendiri tanpa sanad nabi,” tutup pengasuh Pondok Pesantren Uweis Al-Qarni Tuban itu.
Advertisement