Begini Pengakuan Petugas PMK Saat Atasi Kebakaran di Kebalen Surabaya
Kebakaran yang terjadi di rumah kos kawasan Kebalen Kulon Surabaya yang menelan delapan korban meninggal dunia, begitu memprihatinkan. Pasalnya dalam hal ini di duga penghuni kos lalai dalam beraktivitas, sehingga menimbulkan kobaran api.
Meski begitu, ironisnya dalam kejadian ini harus ada delapan korban yang tewas terbakar, dan tak sempat diselamatkan. Padahal petugas pemadam kebakaran hanya membutuhkan waktu 19 menit untuk menjinakkan si jago merah itu.
Namun dalam hal ini, petugas pemadam kebakaran juga mengaku mengalami sedikit kendala menjangkau lokasi kebakaran sehingga pemadaman sempat tersendat. Selain itu jalur evakuasi di rumah tersebut juga terbilang rumit.
"Kita sudah berusaha, memang jalur masuk cukup sulit tapi kita bisa tembus dan sampai lokasi selisih lima menit dari laporan warga yang menghubungi 112. Selain itu yang jadi kendala utama jalur masuk evakuasinya cuma satu, jadi pintu utamanya hanya satu di bawah dan terhalang mobil dan motor yang turut kebakar," kata Kepala Bidang Operasional Pemadam Kebakaran, Surabaya Bambang Vistadi, Kamis 31 Mei 2018.
Sementara soal ada delapan orang yang menjadi korban dalam peristiwa ini, petugas pemadam kebaran mengaku diluar dugaan. Pasalnya ketika sampai dilokasi pada pukul 14.25, pihaknya langsung melakukan pemadaman dan sebagian lagi mencari informasi jumlah penghuni kos.
Namun, pihak pemadam malah tak mendapatkan informasi mengenai jumlah tersebut. Apalagi ketua RT setempat ketika ditanya juga tidak mengetahui ada berepa orang yang tinggal disitu.
Memang Banbang juga mengatakan, ketika itu proses evakuasi dari warga sendiri sebelum petugas datang di lokasi, mereka kesulitan menyelamatkan diri, lantaran tak ada yang berani lompat dari lantai dua. Terlebih ada ibu hamil, dan otomatis pasti akan mencari jalur yang aman yakni lewat tangga yang hanya satu di belakang rumah.
"Ya loginya penyelamatan di situasi seperti itu tentu kan butuh proses lama, orang juga tentu mikir ketika hendak lomoat dari lantai dua, dan apalagi disitu ada ibu hamil kan ya paling tidak untuk keluar ada waktu 10 menit," ujarnya.
Kabid PMK Surabaya ini juga menjelaskan bahwa saat petugas datang warga sudah mengkonfirmasi jika semua penghuni kos sudah keluar semua, tapi ketika api padam kok ada delapan orang yang terbakar.
"Awalnya warga kami tanya jawabannya sudah keluar, dan kita coba semprot di lantai dua lewat jendela kecil juga tidak ada orang yang mendatangi sumber air itu, jadi kami pikir memang sudah tidak ada orang," sebutnya.
Selain itu, Bambang menceritakan kronologis penyebab kebakaran ini. Menurutnya ada seorang penghuni kos yang bernama Wati sedang memasak di lantai bawah, seketika itu dia lupa tak mematikan kompor, lalu tiba-tiba api berkobar.
"Ketika itu ia ketiduran lupa mematikan kompor, setelah melihat api semakin besar dia naik ke lantai dua memanggil penghuni kos yang berada di lantai atas, namun malah dia juga tak bisa selamat bersama anaknya," ucapnya berdasarkan saksi mata.
Dengan kejadian ini, delapan orang tewas, mereka adalah penghuni kos itu, di antaranya yakni penghuni kamar nomor 2 di lantai 1, yaitu bernama Noviyanti (28), beserta putranya Dita (2).
Lalu di lantai 2, dua di antaranya adalah penghuni kamar nomor 5, yaitu Tina Rismayanti, (30), dan bayinya, Bintang, yang masih berusia 3 bulan.
Selain itu korban meninggal juga merenggut satu keluarga yang menghuni kamar nomor 6 di lantai 2, yaitu terdiri dari suami-istri Aan (35) dan Yanti (39), beserta dua putranya Prabowo (8) dan Sen-sen (6). (hrs)