Begini Kronologi Helikopter Polri yang Disewa Sepasang Pengantin di Sumut
Hasil klarifikasi dugaan penggunaan helikopter Polri untuk resepsi pernikahan di Pematang Siantar, Sumatera Utara disampaikan oleh Polda Sumut. Dari hasil temuan sementara, kejadian tersebut murni tindakan pribadi pilot dan kopilot.
Tim klarifikasi yang dibentuk Polda Sumut menemukan fakta awal mula dari peristiwa. Dimana, perwakilan pengantin berinisial RG ini ingin menggunakan helikopter untuk resepsi pernikahan anaknya di Pematang Siantar pada Minggu, 25 Februari 2018 lalu.
"Nah, ternyata si pemangku hajat dalam hal ini Bapak RG, yang ada di Siantar, dia menghubungi broker untuk mencari heli komersial. Namun pada saat dibutuhkan, heli komersial itu ternyata rusak," ujar Wakapolda Sumut, Brigjen Agus Andrianto pada Senin, 5 Maret 2018.
RG yang merasa sudah membayar kepada broker tetap menuntut helikopter harus ada. Broker pun menghubungi seseorang berinisial A yang ternyata mengenal kopilot heli Baharkam Polri yang di-BKO-kan di Polda Sumut, Iptu W.
Iptu W kemudian menyampaikan permintaan A tersebut pada pilot Iptu T. Kemudian Iptu T menyatakan jika mau membantu dengan menggunkan helikopter Polri.
"Karena mereka yang memegang kunci, sehingga pada saat itu dengan alasan pemanasan mesin, pengecekan flight radio. Karo Ops menanyakan tidak dijawab. Oleh karena itu, ini adalah betul-betul merupakan tanggung jawab pribadi," jelas Agus.
Agus juga menambahkan, jika Karo Ops Polda Sumut sebenarnya sudah menanyakan ke mana heli dibawa, tetapi tidak dijawab.
"Ditelepon tidak diangkat, sehingga betul-betul adalah inisiatif pribadi daripada pilot dan kopilot yang mengawaki heli. Dan memang pengakuan dari yang bersangkutan ini adalah kesalahan pribadi daripada pilot dan kopilot," tambahnya.
Agus juga menjelaskan jika heli itu dibawa terbang dari Medan menuju Lapangan Subden Brimob di Pematang Siantar. Dari sanalah pasangan pengantin diterbangkan menuju Lapangan H Adam Malik, Pematang Siantar.
Penjelasan itu sekaligus membantah kabar yang menyatakan pengantin diterbangkan dari Tapanuli Selatan (Tapsel). "Tidak benar (dari Tapsel)," ucap Agus. (amm)