Begini Kondisi Korban Dugaan Pencabulan Ustaz di Mojokerto
Para korban dugaan pencabulan Ustaz RD mengalami trauma. Tiga korban yang belajar mengaji di TPQ tempat terduga pelaku mengajar itu merasa takut dan malu, sehingga mereka cenderung menutup diri di rumah masing-masing.
Dua korban berusia 12 tahun dan satu korban berusia 15 tahun itu merasa berbeda saat bergaul di lingkungan mereka sejak kasus dugaan pencabulan itu mencuat.
"Para korban diistirahatkan di rumah masing-masing. Karena pertama, lingkungan mereka dalam 'memposisikan' korban semacam orang bersalah. Kedua, mereka merasa berbeda (malu) bergaul di lingkungannya," kata kuasa hukum ketiga korban, Ansorul Huda, Senin 27 Juni 2022.
Pria yang menjabat sebagai Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH) NU ini menyebut, bahwa ketiga korban juga tidak lagi mengaji di TPQ yang ada di Kecamatan Sooko, Mojokerto, sejak mereka mengadukan dugaan perbuatan cabul Ustaz RD kepada orang tua masing-masing.
"Terduga pelaku juga sudah tidak lagi mengajar dan tinggal di situ. Informasinya tinggal di tetangga desanya," ujar Ansorul.
Ansorul bersama Woman's Crisis Center (WCC) dan Fatayat NU Kabupaten Mojokerto berencana membuka posko pengaduan untuk menarik para korban lain yang hingga kini masih bungkam. Namun, Posko tersebut akan dibuka setelah pihaknya menerima perkembangan hasil penyidikan.
"Rencananya kami akan buka posko dan tracing para korban. Kalau korban bertambah, kami dampingi juga. Kami menunggu penjelasan dari penyidik," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua WCC Kabupaten Mojokerto, Hadiyah Rahmawati, menambahkan, terapi psikis untuk memulihkan trauma para korban akan diberikan Psikolog WCC R Dewi Novita Kurniawati pada Kamis, 30 Juni 2022 depan.
"Sekaligus kami usahakan ada hasil pemeriksaan psikologi sebagai penguat bahwa korban membutuhkan konseling," tambahnya.
Pihaknya juga akan mendatangi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Mojokerto untuk menyamakan persepsi. Pasalnya, lembaga pemerintah itu menilai para korban dalam kondisi baik-baik saja.
"Ini bertolak belakang dengan yang terjadi di lapangan saat kami datang menemui para korban. Mereka menangis, bahkan menyampaikan sangat trauma sekali," tandasnya.