Begini Hubungan Budaya dan Radikalisme di Tiga Wilayah Jatim
Radikalisme belakangan marak terjadi di Indonesia. Gerakan ini sering kali mengintai para generasi muda terutama mahasiswa.
Oleh sebab itu, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya membuat penelitian mengenai 'Radikalisme dalam Konteks Budaya pada Remaja di wilayah Arek Tapal Kuda dan Mataraman'.
Liyana Trisna Hutar, mahasiswi Fakultas Psikologi Untag ini mengatakan jika perbedaan budaya sering menjadi pemicu langkah ekstrim dan tindak kekerasan.
Dari hasil penelitiannya, hubungan antara budaya dengan potensi dan tingkat radikalisme di Jawa Timur sendiri dibagi menjadi tiga bagian yakni Arek (Surabaya), Tapal Kuda (Banyuwangi), Mataraman (Nganjuk dan Kediri).
"Yang pertama saya meneliti hubungan antara nilai budaya dengan potensi radikalisme di tiga wilayah itu tadi. Hubungannya yakni sangat kecil dan dengan hasil yang kecil. Dengan hasil yang kecil tentang pengaruh potensi radikalisme di tiap tiga wilayah tidak ada perbedaannya," ujarnya saat ditemui di ruang media Untag pada Rabu, 5 September 2018.
Menurutnya, remaja Indonesia saat ini rentan dengan aksi radikalisme lantaran mereka sedang mencari jati diri, pembenaran dan dapat memuaskan pertanyaan.
Dalam mencari pembenaran inilah remaja menjalin hubungan baru dengan individu lainnya dan memanfaatkan budaya untuk memperluas pertemanan dan mempelajarinya.
"Karena salah satu penyebab remaja terpengaruh radikalisme yaitu mencari jati dirinya. Disaat ingin mencari jati dirinya, akhirnya mencari pembenarannya, mencari jawaban yang menurut dia itu benar," ujarnya.
Dalam penelitian ini, Liyana ingin mengetahui perbedaan potensi radikalisme di tiga wilayah tersebut dalam kaitannya dengan budaya. Dari hasil penelitian itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai-nilai budaya yang dimiliki remaja maka potensi radikalisme juga semakin tinggi, pun sebaliknya.
"Kalau jaman dulu yang berpendidikan tinggi memiliki potensi radikalisme yang tinggi juga, tapi ternyata semakin ke sini di usia remaja itu malah yang semakin banyak potensi radikalismenya itu," pungkasnya. (amm/wit)
Advertisement