Begini Cara Tim DVI dan Ahli Forensik Lakukan Identifikasi Jenazah Kebakaran Kebalen yang Hangus
Instansi kedokteran forensik RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, dan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim telah menyelesaikan proses identifikasi kedelapan jenazah korban kebakaran yang terjadi di rumah kos Kebalen, Surabaya.
Identifikasi berlangsung cukup lama, dimulai sejak pukul 09.00 WIB, Rabu, 30 Mei 2018 pagi tadi, dan berjalan hingga pukul 15.30 WIB sore.
Tim ahli, Staf spesialis forensik, medik fungsional ilmu kedokteran forensik dan medikulegal RSUD Dr Soetomo, Prof Soekry Erfan Kusuma mengatakan dalam menentukan identitas jenazah pihaknya meminta keluarga memberikan foto terbaru anggota yang dinyatakan meninggal dunia.
"Dalam mengidentifikasi identitas salah satu jalannya adalah gigi, karena beberapa korban kondisinya sudah hangus terbakar," kata dia.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Unair, Prof Nike Silvya Margaretha, yang juga turut andil dalam proses pengidentifikasian itu mengatakan, permintaan foto oleh tim ahli kepada keluarga adalah hal yang wajar.
" Untuk mengidentifikasi identitas jenazah, metode ini hanya salah satu cara, tentu cara yang lain ada tes DNA, tapi gigi masih ampuh," kata Prof Nike, usai mengidentifikasi jenazah.
Untuk bisa digunakan sebagai salah satu indikator pengenalan jenazah, kata Akademisi Universitas Airlangga ini, foto yang diserahkan pihak keluarga itu haruslah memperlihatkan gigi, atau dalam hal ini objek didalam foto itu haruslah sedang tersenyum.
"Itu jika bisa melihat gigi depan, karena setiap individu punya spesifik sendiri, betapa pemeriksaan ini pentingnya karena gigi bagian tubuh adalah bagian tubuh terkuat," kata dia.
Dari metode tim DVI Polda Jatim dan tim ahli pun berhasil mengidentifikasi kedelapan jenazah tersebut. Berikut rinciannya:
Korban pertama adalah Probo Sutejo (31), atas dasar data primer gigi porselin rahang atas, data sekunder tinggi 180 cm, berjenis kelamin laki-laki.
Probo Sutejo sendiri adalah seorang kepala keluarga dari Apriliyantini (36). Probo Sutejo berhasil diidentifikasi berdasar data primer gigi dimana sumbu dan lengkung rahang atasnya normal. Data medisnya bertinggi badan 160 cm, dan berjenis kelamin laki-laki.
Kemudian anak pertama, Prabowo Oktavianus (9), diidentifikasi berdasarkan data primer gigi taring sudah tumbuh, sehingga diperkirakan usia 9tahun, tinggi badan 130cm, dan berjenis kelamin laki-laki.
Lalu anak kedua, Prasetyan Hartanto (7), dari data primer gigi taring masih gigi sulung, dan dari data sekunder tinggi 117 cm berjenis kelamin laki-laki.
Selanjutnya adalah keluarga Tina Rismayanti (30), berdasarkan data primer gigi seri pertama rahang atas sebelah kanan mengalami rotasi, data sekundernya tinggi badan 150cm dan berjenjs kelamin perempuan.
Rizky Bintang Pratama (2 bulan) atas dasar identifikasi gigi belum tumbuh, umurnya dibawah 6 bulan, tinggi 70 cm, berjenis kelamin laki-laki.
Keluarga ketiga adalah, Novi Surya Pratiwi (25), data primer gigi seri rahang atas kiri mengalami rotasi, kemudian data sekunder tinggi badan 146 cm, berjenis jelamin perempuan.
Lalu anaknya, Andita Putri Khairunnisa (2) berdasarkan data primer gigi masih gigi sulung, ada cela gigi seri pertama dan seri kedua rahang atas sebelah kanan, dari data sekunder 86 cm berjenis kelamin perempuan, dan data tambahan ia mengenakan anting emas berbentuk hello kity. (frd)
Advertisement