Begini Cara Memotret Produk Agar Terlihat Menarik di Sosial Media
Work From Home (WFH) selama pandemi Covid-19 ini meningkatkan minat masyarakat untuk berdagang online. Berdagang online, dianggap menjadi cara aman berdagang karena tak butuh tatap muka antara penjual dengan pembeli.
Namun, karena tak bisa bertemu langsung dengan pembeli, pedagang online harus pandai-pandai mengemas etalase dagangannya lewat foto produk. Foto produk ini kemudian yang akan dipampang di media sosial.
Melihat hal tersebut, Mochtret atau Moch Rizky seorang photography educator memberikan tips bagaimana memotret produk agar terlihat menarik.
"Untuk memotret produk ada tiga teori yang harus dipahami, yakni komposisi dalam menata produk, layout dan lighting," ujar Mochtret saat ditemui di workshop Still Life Produk yang dilaksanakan di Milieu space, Minggu, 15 November 2020.
Mochtret mengungkapkan, selain tiga hal tersebut dalam memotret produk juga harus memasukan taste of art dari seorang fotografer yang mengerjakan.
"Tapi kalau memang masih pemula dan masih belajar ikuti saja teorinya, seperti teori komposisi klasik 50 persen 50 persen atau rule of third 1/3 ada produknya. Ikuti saja teorinya pasti hasilnya akan leih baik," imbuhnya.
Tambahnya, seorang fotografer produk juga harus memperhatikan client brief atau permintaan klien akan produknya. Misalnya, produk teh berbahan jahe dan madu alami, berarti dua hal ini harus ada dalam foto produk.
"Tapi kalau memang tidak ada client brief, fotografer akan lebih luwes dalam mengekspresikan taste of art-nya,"terangnya.
Mochtret pun menyarankan, untuk pemula yang ingin belajar mengenai foto produk bisa memilih objek yang viral atau sedang digandrungi.
"Produknya bisa beli di supermarket, kuncinya pilih produk yang viral dan banyak dibicarakan. Sehingga saat di foto orang akan langsung paham tanpa banyak menjelaskan," paparnya.
Mengenai masalah alat, Mochtret mengungkapkan, bisa mengunakan alat yang lebih murah dari versi mahalnya. Kalau untuk belajar sebaiknya beli yang versi murahnya saja karena perbedaanya hanya di durabilitynya saja.
"Misalnya untuk lighting bisa mengunakan lampu belajar atau senter. Sekreatif mungkin memanfaatkan apa yang ada,"tutupnya.