Begini Cara Konsumsi Antibiotik yang Tepat Menurut RS Mata Undaan
Antibiotik dikenal masyarakat luas sebagai obat untuk mengatasi infeksi. Tahukah Anda, dalam mengkonsumsi antibiotik tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Agar tidak terjadi salah kaprah, Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya membagikan informasi penting terkait antibiotik sebagai berikut.
Anda bisa mengaksesnya secara langsung di platform Spotify Berjudul Bijak Penggunaan Antibiotik. Melansir Podcast resminya bernama “Beragam Info Mata Undaan alias Beri Tanda”, Anotonius Bayu, S.Farm, Apt, Staf Farmasi RS Mata Undaan Surabaya membuka percakapan.
Antonius menyebut antibiotik merupakan obat yang diindikasikan secara klinis untuk mengatasi infeksi bakteri dalam tubuh. Obat ini termasuk obat keras dan dalam farmasi memiliki logo khusus berupa (K). Antonius menegaskan, dalam penggunaannya harus melalui pemeriksaan dokter atau klinis.
“Fungsi utama dari antibiotik adalah mencegah, menghambat, atau mematikan pertumbuhan dari bakteri itu sendiri. Sehingga tidak meluas ke jaringan tubuh yang lain,” katanya.
Antonius merinci, antibiotik dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya. Antara lain antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel, menghambat sintesis protein dinamisin, menghambat sintesis folat dan menghambat sintesis asam nukleat.
“Antibiotik jenisnya dibedakan pada bagian mana yang dihambat. Salah satu contohnya untuk menghambat sintesis dinding sel adalah Amoxicillin,” katanya.
Antibiotik Diperoleh dari Pemeriksaan Klinis
Antonius menjelaskan, penggunaan antibiotik harus diindikasikan untuk pasien yang membutuhkannya untuk mengatasi infeksi dalam tubuh. Pasalnya, penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menimbulkan resistensi atau kekebalan dalam tubuh atas bakteri itu sendiri. Selain itu, akan menimbulkan efek samping.
“Untuk pemilihan antibiotik harus berdasarkan pemeriksaan dokter yang didukung hasil laboratorium. Di mana dari pemeriksaan klinis tersebut menyatakan sang pasien membutuhkan antibiotik karena ada infeksi di tubuhnya. Anitibiotik bermacam-macam, ada salep, tetes mata, tablet, dan kapsul,” katanya.
Tidak Membeli Sendiri Tanpa Resep
Antonius menegaskan, antibiotik merupakan obat keras. Sehingga untuk mengonsumsinya harus berdasarkan pemeriksaan medis baik dokter maupun lab. Sebab, apabila tidak diberikan secara tepat dikhawatirkan timbulnya reaksi atau resistensi.
Efek Samping Antibiotik
Antibiotik dapat menimbulkan efek samping berupa alergi. Diantaranya gatal, dan pingsan. Tak hanya itu, penggunaan antibiotik pun tidak dapat diminum bersamaan dengan obat lain. “Antibiotik tidak bisa diminum bersamaan dengan obat sakit maag. Karena kadar antibiotik dalam darah untuk memerangi kuman efektivitasnya berkurang,” paparnya.
Diminum Sampai Habis
Sebagai penutup Podcast Antonius menjelaskan, dalam mengkonsumsi antibiotik pasien harus meminumnya sesuai dosis sampai habis. Sebab, jika tidak habis akan memicu terjadinya resistensi.
“Bagi para pasien meminum antibiotik sesuai resep. Misal 10 tablet dalam tiga hari. Jangan ketika merasa gejalanya membaik Anda berhenti. Hal itu akan memicu kekebalan bakteri, bakteri yang lemah mati sedangkan yang kuat akan bertahan lama. Jadi, langsung diminum hingga habis dan jangan menyimpannya sebagai persediaan,” tutupnya.