Begini Andil PT PGN dalam Pemulihan Ekonomi Nasional
Pandemi virus Corona sangat berdampak terhadap ekonomi Indonesia. PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai perusahaan milik negara tentunya tak akan tinggal diam. PT. PGN sudah mempunyai program untuk memberikan andil dan dukungan agar pemulihan ekonomi nasional berjalan lebih cepat.
Direktur Komersial PGN, Faris Aziz menjelaskan program-program yang dilaksanakan PGN sebagai BUMN untuk pemulihan ekonomi nasional. Pertama, implementasi Kepmen ESDM 13/2020, yaitu regasifikasi dan konversi PLTMD milik PLN di 52 lokasi dalam beberapa tahun ke depan. Tugas PGN secara khusus adalah mempercepat pelaksanaan melalui Quick Win di 3 lokasi utama, yaitu PLTMD Nias, Tanjung Selor, dan Sorong.
"PGN dan PLN harus bisa mengakselerasi proyek ini, sehingga bisa didapatkan sumber energi yang bisa dinikmati di wilayah-wilayah tersebut dengan harga yang bersaing," kata Faris.
"Ke depan, akan lebih banyak lagi pembangunan apabila Kepmen ESDM ini dapat terwujud, khususnya di wilayah Indonesia Tengah, Tenggara, dan Timur. Tugas PGN sebagai Subholding Gas bersama PLN untuk mewujudkan ini," jelasnya.
Berikutnya, kata Faris, PGN berupaya untuk memasok lebih banyak gas sebagai energi untuk pembangkit yang ada di refinery Pertamina melalui gasifikasi Kilang Pertamina. Potensi demand di sana akan diupayakan sesegera mungkin, sehingga refinery Pertamina bisa lebih efisien dalam mengelola kegiatan bisnisnya.
"Ada 2 proyek utama, yaitu tambahan pasokan di Kilang Refinery Unit VI Balongan dan Refinery IV Cilacap. Seiring dengan adanya RDMP Kilang Pertamina, terutama di Balikpapan, kami sudah melakukan persiapan untuk bisa memastikan ketersediaan tambahan pasokan, termasuk kerja sama dengan pemasoknya dari Pertamina Hulu, Mahakam, maupun Pertamina Hulu Indonesia," jelas Faris.
Pada sisi pembangunan infrastruktur, Faris mengakui memang tidak mudah melaksanakannya di era COVID-19 ini. Namun, ada beberapa proyek infrastruktur yang memang sudah berjalan sebelum pandemi dan secara konsisten akan diselesaikan oleh PGN, yang salah satunya adalah pembangunan jaringan pipa transmisi Gresik-Semarang.
Selain itu, PGN akan mencoba menyederhanakan pola supply dan melakukan integrasi jaringan pipa dari Sumatera ke Jawa dengan menyambungkan pipa SSWJ (South Sumatera West Java) dengan pipa WJA (West Java Area).
"Kami melihat ini sebagai potensi yang bagus untuk bisa menekan biaya operasi PGN dengan menyambungkan dua jaringan pipa besar ini. Dengan begitu, gas dari Sumatera akan lebih mudah disalurkan ke Jawa," ujarnya.
"Di Jawa bagian barat, potensi demand-nya besar sehingga koneksi pipa ini juga akan memudahkan pelanggan industri mendapatkan gas dengan harga yang kompetitif," jelas Faris.
Secara keseluruhan, pengembangan ruas pipa transmisi oleh PGN mencapai 741 km. Faris berharap proyek ini bisa berjalan tepat waktu, sehingga pada waktunya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas, termasuk industri-industri yang ada.
"Berikutnya adalah program strategis jaringan rumah tangga (Jargas) yang akan dilaksanakan oleh PGN melalui program mandiri maupun APBN. Pemerintah menargetkan ± 4 juta sambungan gas rumah tangga dalam beberapa tahun ke depan," ujar dia.
"Salah satunya akan dilaksanakan oleh PGN dan subsidiary, sehingga rumah tangga dan pengusaha kecil bisa mendapatkan energi yang murah, yang juga bisa menekan subsidi impor gas pemerintah," jelas Faris.
Andil PGN dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional berikutnya adalah PGN menjalankan penugasan dari pemerintah untuk penyediaan gas dengan harga khusus sebesar US$ 6 per MMBTU untuk Pelanggan Industri Tertentu (Kepmen ESDM 89K/2020) dan Pembangkit Listrik PLN (Kepmen ESDM 91K/2020). Faris mengungkapkan sebagian besar pelanggan industri telah menikmati harga tersebut.
"Semangat dari Kepmen ESDM ini, dengan adanya harga gas yang lebih murah, maka sektor industri harus bisa tumbuh sebagai penggerak ekonomi nasional. PGN turut andil untuk mendukung program ini dan mudah-mudahan dalam beberapa waktu ke depan industri tumbuh sehingga ada peningkatan penyerapan gas. Hal ini akan baik bagi PGN sendiri maupun industri penerima manfaat," ujar Faris.
"Ini adalah optimisme analisa PGN, mudah-mudahan bisa terwujud. Harga Kepmen ESDM yang memang cukup murah, dan diharapkan sejak 2021 awal, penyerapan gas di 7 sektor industri bisa meningkat hingga 309 BBTUD," ujar dia.
"Melihat data empiris ke belakang, ada pergerakan yang meningkat. Semoga ini bisa terwujud, sehingga industri bisa bergerak dan tidak berdampak pada sektor tenaga kerja," sambung Faris.
Faris menegaskan PGN sebagai keluarga besar BUMN dan bagian dari Holding Migas serta perannya sebagai subholding gas, pada kondisi yang ditengah pandemi COVID-19, turut mendukung program pemerintah dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional, khususnya melalui penerapan harga gas khusus untuk industri tertentu, Jargas dan pembangkit listrik.
Kata Faris, secara berkelanjutan, PGN akan menjalankan kegiatan operasional dan investasi agar dapat menciptakan multiplier effect perekonomian nasional.