Begini Rasanya Hidup Jalani Karantina di Pangkalan Militer Natuna
Alfayed Falah Sucipto, adalah mahasiswa asal Banyuwangi. Dia menjadi salah satu Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani karantina di Pulau Natuna. Mahasiswa semester I ini, kini sudah pulang ke rumahnya di Dusun Pekulo, Desa Kepundunhan, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Minggu 16 Januari 2020 kemarin. Dari Jakarta dia menaiki pesawat Garuda nomor penerbangan GA0264 dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Blimbingsari, Banyuwangi.
Kepada Ngopibareng.id Alfayed, panggilan akrabnya, menceritakan aktivitasnya selama menjalani karantina Pulau Natuna. Dua minggu dikarantina, namun dia merasa hidupnya biasa saja. Semua mengalir seperti biasa.
"Hanya saja tempat kita memang terpisah jauh dari pemukiman penduduk," ungkap Alfayed ditemui di rumahnya, Minggu, 16 Februari 2020 petang.
Dia pun menceritakan aktivitas hariannya selama dikarantina. Mengawali hari, dimulai dengan shalat subuh untuk yang beragama Islam. Kemudian dilanjutkan dengan olahraga. Olahraganya pun yang ringan-ringan yaitu senam bersama. Setelah olahraga, kemudian dilanjutkan dengan makan pagi.
"Setelah sarapan, sekitar pukul 10.00 WIB pagi dilakukan pemeriksaan suhu pada seluruh orang yang dikarantina," kata bungsu dari dua bersaudara ini.
Usai pemeriksaan suhu, kegiatan relatif bebas. Masing-masing bisa melakukan aktivitas sesuai keinginannya. Baru sekitar pukul 16.00 WIB berkumpul lagi untuk berdialog antara petugas yang menangani observasi di karantina tersebut.
Sekitar pukul 18.00 WIB kemudian mereka makan malam. Selanjutnya acara kumpul-kumpul lagi. Namun sifatnya lebih santai dari dialog yang dilakukan sore hari. Sekitar pukul 22.00 WIB seluruh warga yang menjalani karantina diarahkan untuk istirahat tidur.
"Setiap hari kegiatannya rutin seperti itu. Dan di sana kami diperlakukan sangat baik. Para petugasnya juga sangat baik. Sehingga kami bisa akrab," ungkap menempuh studi di Yangtze University, Jingzhou, Hubei, China.
Untuk pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap empat hari sekali. Sedangkan pengecekan suhu tubuh dilakukan dua kali sehari yakni pukul 10.00 WIB dan pukul 22.00 WIB.
"Setiap hari petugas secara rutin petugas selalu menanyakan pada kami punya keluhan apa," putra pasangan Sucipto dan Endang Yuliatin ini.
Di ujung masa observasi, lanjutnya hanya dilakukan pemeriksaan tekanan darah saja. Selanjutnya warga yang dikarantina dipulangkan ke wilayahnya masing-masing.